First Series => My
Stupid Sweet Prince
Casts :
Park Hyo Jung
Cho Kyuhyun
Lee Jong Suk
Hyun Bin
Lee Ga Yeun
And the other casts
“Kau! Kau!” pemuda itu terkejut dan
dengan cepat melepas kaca mata yang dikenakan Hyo Jung.
“Kembalikan!” teriak Hyo Jung,
sementara pemuda itu menyembunyikan tangan kanannya yang memegang benda
rampasannya. “Kau, gadis itu… Gadis menjijikan yang kutemui di halte… Tidak
mungkin. Kau gadis yang kutemui di supermarket itu, kan?”
“Supermarket? Bagaimana kau bisa,…
Astaga, pemuda sopan itu, jangan bilang itu kau. Tidak. Aku tidak akan pernah
percaya, sekalipun!” mata Hyo Jung membesar.
“Aku juga tidak percaya,” ujar pemuda
itu pelan. “Tidak akan! Pasti orang lain dengan wajah sama denganmu!” pemuda
itu berkata lagi dengan suara yang lebih keras.
“Terserah! Aku juga tidak akan
percaya! Sekarang, kembalikan kacamataku. Cepat!” Hyo Jung mulai naik darah.
“Dasar tidak sopan. Aku adalah
seniormu! Tolong tunjukkan rasa sopanmu. Benar-benar tidak beretika…”
“Memang kau siapa dan bagaimana bisa
kau tahu aku juniormu, hah?!”
“Bukumu. Seperti bukuku saat aku
semester I. Aku mahasiswa semester ke-II !”
“Tapi, bagaimanapun, kau juga! Merampas
sesuatu yang bukan milikmu juga tidak beretika! Bahkan hal itu tertulis sebagai
10 hukum dalam Kitab Suci. Kembalikan!” Hyo Jung berusaha mengulurkan tangannya
yang panjang ke balik punggung pemuda itu.
“Hush, hush!” Pemuda itu mengibaskan
tangannya yang lain, yang memegang buku yang tadi dibacanya.
“Kembalikan!”
“Nanti saja!”
“Sekarang!”
“Tidak mau!”
“Yaaa!!!!” amarah Hyo Jung meledak.
“Yaaa! Kau benar-benar memalukan.
Lihat, banyak orang yang melihat kita!” pemuda itu mengecilkan suaranya.
“Biarkan saja!” Hyo Jung kembali
berteriak. Karena mereka menjadi pusat perhatian, pemuda itu menjadi sedikit
lengah. Hyo Jung memanfaatkan kesempatan ini sepenuhnya untuk merebut kembali kaca
matanya. Pemuda itu terkejut ketika Hyo Jung berhasil merebut kacamata dengan
tangan panjangnya. Hyo Jung terkekeh atas kemenangannya dan segera pergi.
“Gadis menyebalkan…” ujar pemuda itu,
kemudian tertawa kecil. Pemuda itu hendak beranjak pergi ketika seseorang mencegahnya
pergi.
“Wow, lihat siapa ini… Cho Kyuhyun
kita bermain-main dengan seorang gadis,” ujar seorang pemuda yang kira-kira 2
tahun lebih tua dari pemuda pertama yang dikenal sebagai Cho Kyuhyun tadi.
“Yaa, Sungmin Sunbae, dia hanya gadis
menyebalkan yang ingin mencari masalah denganku. Dia gadis yang tidak sopan,
sangat mengerikan…”
“Yang tidak sopan itu dia atau kau?”
Sungmin menggoda juniornya itu.
“Hish, kau ini…!” Kyuhyun mengucapkan
kalimat itu diselingi ringisan Sungmin, hasil pukulan sahabat sekaligus juniornya.
“Ya ya, ampun ! Huh,… pukulanmu
lumayan juga. Tapi, ngomong-ngomong gadis itu manis juga. Kapan-kapan kenalkan
aku padanya, ya! Ah, tidak. Secepatnya, jangan kapan-kapan!”
**********
Dengan amarah meluap, Hyo Jung pergi
ke perpustakaan dan menemui Jong Suk yang sedang larut dalam buku bacaannya. Disertai
wajah masam, Hyo Jung duduk di kursi kosong sebelah lelaki yang hanya ia anggap
sebagai sahabat itu. Jong Suk tertawa kecil melihat raut wajah gadis manis ini.
“Adakah sesuatu yang menarik?” tanyanya.
Hyo Jung menarik nafas perlahan dan
menghembuskannya dengan cepat. “Aku bertemu dengan seseorang yang memiliki kepribadian
ganda. Dia membuat amarahku meledak!” Hyo Jung berkata dengan tidak sabar.
Jong Suk memegang pundak Hyo Jung, “Tenanglah,
jangan pedulikan dia,” ujar Jong Suk dengan sweet
smile-nya. Beberapa siswa putri seangkatan Hyo Jung di perpustakaan yang
menyukai Jong Suk merasa envy atas
kedekatan Hyo Jung-Jong Suk.
“Kedokteran? Kau tertarik dengan ilmu
kedokteran?” Hyo Jung mendekat untuk melihat buku yang sedang dibaca
sahabatnya.
“Hmm, sedikit. Hanya untuk sebagai
pengetahuan saja,” kata Jong Suk, tersenyum simpul. Hyo Jung mengangguk sambil
ikut tersenyum.
Setelah terdiam beberapa saat, Jong
Suk membuka pembicaraan, “Hmm, nanti malam akan ada pertunjukkan drama musikal.
Aku punya 2 tiket. Kau mau ikut?”
**********
Cho Kyuhyun duduk di kursi santainya,
di apartemen milik SM Entertainment. Sudah sejak 2 jam yang lalu, ia berkutat
dengan buku kumpulan soal matematika untuk umum. Sungmin yang tinggal satu
apartemen dengannya hanya memperhatikan sahabatnya sambari menggelengkan
kepalanya berkali-kali. “Kyuhyun-ah, tidakkah kau pernah merasa lelah dan
dipusingkan oleh soal-soal matematika itu?” Sungmin menunjukkan beberapa
ekspresi untuk mendukung pernyataannya (#hehe), dengan memijat kepalanya
perlahan.
“Aku juga tidak tahu. Mungkin pernah
saat aku kecil dulu. Tapi, sampai sekarang baik-baik saja, Sunbae,” kata
Kyuhyun kemudian menjilat bibirnya.
“Hah, terlalu jenius…” Sungmin
beranjak dari sofa dan masuk ke kamarnya. Suasana menjadi sangat hening.
Tiba-tiba Sungmin membuka kamarnya cepat dan berbicara dengan suara keras. “Aku
punya tiket drama musikal malam ini, kau mau ikut?”
“Astaga Sunbae, anda membuat saya
jantungan. Baiklah, dengan senang hati,” kata Kyuhyun sambil tersenyum. Tanpa
basa-basi Sungmin segera menutup pintu kamarnya lagi dengan cepat. Kyuhyun
menghembuskan nafasnya.
**********
Hyo Jung menatap langit-langit. Music player-nya melantunkan lagu-lagu
sendu menyayat hati, yang membuatnya teringat kembali pada ‘mantan’ kekasihnya.
“Oppa, bisakah kau melihatku dari sana?” Hyo Jung berbicara sendiri, khususnya
pada diri sendiri dan orang yang telah tiada itu. “Bagaimana keadaanmu? Apa Oppa
sudah makan? Bagaimana kabarmu?”
“Kau begitu jahat. Kau meninggalkanku
sendiri dengan penuh luka yang sepertinya akan membekas di hatiku selamanya.
Kau begitu jahat Oppa…”
“Mungkin akan lebih baik jika aku
tidak pernah mengenalmu. Aku juga merasa tersiksa jika terus begini. Aku tidak
dapat menemukan penggantimu.”
“Ingin sekali kumelupakanmu dan
menjalani hidupku secara normal tanpa beban seperti ini. Oppa, aku
menyayangimu! Tapi kau justru membalas kasih sayangku dengan cara seperti ini,
aku merasa kecewa, aku sakit hati, Oppa…”
“Tidak ada yang memberiku kasih
sayang semenjak kau pergi. Itu salahmu Oppa, salahmu! Aku tidak pernah
menyuruhmu pergi. Kembalilah dan buat aku bahagia,…” Hyo Jung menangis. Dalam
tangisannya, Hyo Jung mengerang kesakitan. Rasa sakit yang terlampau…
membuatnya menderita.
**********
Hyo Jung baru saja pulang dari
kampus, ketika ia akan melangkahkan kakinya keluar gedung untuk pulang, hujan
deras mengurungkan niatnya. “Hujan lagi…” keluh Hyo Jung. Langit menggelap dan
tidak ada tanda-tanda bahwa semburat sinar matahari akan menampakkan diri. Hyo
Jung melirik arlojinya. Dia tidak sadar bahwa ia menyelesaikan tugasnya lama
sekali. Ia tidak sadar bahwa sekarang sudah hampir jam setengah enam sore. Hyo Jung
menoleh. Beberapa orang yang berada di sekitarnya yang bernasib sama sepertinya
menghilang bersamaan dengan turunnya hujan deras tadi. Bulu kuduk Hyo Jung
merinding. Dengan alasan sudah hampir malam Hyo Jung nekat menerobos hujan
lebat itu. Namun, belum lama berjalan, tubuh Hyo Jung menggigil kedinginan. Hyo
Jung hanya terus berjalan sambil menunduk.
Tanpa sengaja, ia menabrak sesuatu.
Ketakutan menyelimuti dirinya. Apa ini? Apa yang baru saja dia tabrak? Dengan
menunduk, Hyo Jung dapat mengetahui bahwa ia baru saja menabrak seseorang
(terlihat kakinya). Hyo Jung bergidik ngeri. Tadi ia tidak melihat siapa pun.
Tapi sekarang ia menabrak seseorang. Bermacam-macam imajinasi memenuhi benaknya.
Apakah ini gurunya, teman, seniornya atau jangan-jangan… Adegan-adegan film horor
yang pernah ia saksikan tiba-tiba muncul dalam otaknya.
Ketika Hyo Jung akan mundur satu
langkah, seseorang didepannya ini justru menyentuh pundaknya, kemudian
memeluknya. Hyo Jung gemetaran, sangat ketakutan. Tapi rasa takut itu dengan
cepat menghilang seiring dengan bau parfum yang memasuki rongga hidungnya Bau
parfum yang sangat ia kenal dari orang ini. Bau yang familiar. “Hyo Jung-ah…”
orang itu memanggil namanya. Rasa takut itu kini tergantikan dengan rasa
terkejut, shock, dan gembira yang merasuki jiwanya secara tiba-tiba.
Orang itu melepaskan pelukannya. Hyo
Jung mengangkat kepalanya perlahan. Matanya membulat ketika melihat sosok
manusia dihadapannya. Bagaimana ini bisa terjadi? Apakah setelah menangis tadi
Hyo Jung sempat bunuh diri? Apa gerangan yang telah terjadi? Ini kejadian yang
ia tunggu-tunggu selama 2 bulan terakhir. Hyo Jung mengucapkan sesuatu tanpa
suara. “Hyun Bin…”
Hyo Jung memeluknya erat. Hal yang
sudah lama tak ia lakukan lagi. Rasa gembira yang meluap-luap memenuhi seluruh
hatinya, bahkan sampai ke ujung rambutnya, Hyo Jung merasa amat sangat bahagia
sekali (#ga efektif. Xixi xD ).
“Ke mana saja kau?” kata Hyo Jung
sambil terus memeluk orang itu. “Aku mencarimu, aku merindukanmu… ke mana saja
kau selama ini, Oppa?”
Laki-laki itu membalas pelukan
kekasihnya. “Aku kan sudah bilang, aku dapat melihatmu dari sana… Hyo Jung-ah,
apakah hidupmu dapat berjalan baik tanpaku?” tanya lelaki itu sambil mengelus
rambut basah Hyo Jung dengan sebelah tangannya.
“Hidupku tanpamu tidak pernah serasa
sebaik ini. Aku begitu senang dapat melihatmu kembali, Hyun Bin…” Hyo Jung
mengeratkan pelukannya.
“Hyo Jung-ah, kau merasa menyesal
mengenalku? Aku sungguh minta maaf. Aku juga tidak ingin pergi, tapi itu bukan
sesuatu yang dapat ditolak…”
“Tidak apa-apa… Maafkan aku, aku
telah berkata begitu. Aku tidak menyesal mengenal seseorang sepertimu, Oppa,”
ujar Hyo Jung.
Hyun Bin menyadari bahwa tubuh Hyo
Jung bergetar. “Aku akan mengantarmu pulang,” ucap Hyun Bin. Hyo Jung tersenyum
senang.
**********
“Hyun Bin-ah… Hyun Bin-ah… Hyun
Bin-ah!” Hyo Jung terbangun dari tidurnya. Ia menyangga kepalanya yang terasa
pening. “Hanya mimpi,” gumamnya. Ia melihat jam dinding putih kamarnya dan
secepat kilat berdiri kemudian berlari ke kamar mandi. “Aku
terrrllllaaaammmmbaaaatttt~~~~” -_-
**********
“Kyuhyun-ah, apa kau sudah siap?!”
teriak Sungmin dari dapur.
“Ha? Untuk apa Sunbae? Astaga! Aku
melupakannya!” Kyuhyun segera berlari ke kamar mandi dan bersiap dalam waktu
sesingkat-singkatnya.
“Aigoo, anak ini…”
**********
Jong Suk sudah menunggu di depan
gedung pertunjukkan sambil terus melihat arloji. Dia juga menghembuskan nafasnya
berkali-kali (mungkin karena bosan ;)). Semenit kemudian dari kejauhan tampak
Hyo Jung berlari. “Wahh,.. gadis ini…” ujar Jong Suk.
“Hai ! Maaf aku terlambat,” kata Hyo
Jung dengan nafas terengah-engah.
“Aku sudah bilang, lebih baik kau aku
jemput…” kata Jong Suk, tertawa melihat tingkah gadis yang dicintainya itu.
“Tidak… tidak… itu akan membuatmu
kerepotan. Hehe,” kata Hyo Jung sambil meringis.
“Di mana mobilmu?” tanya Jong Suk.
“Mobil? Aku tidak pernah mengendarai
mobilku lagi sekarang. Aku naik kereta bawah tanah. Selain hemat, menurutku
juga cukup menyenangkan,” kata Hyo Jung sambil tersenyum lebar. Jong Suk hanya
dapat membalas senyumannya.
“Bagaimana, apa pertunjukkan hampir dimulai?”
Tanya Hyo Jung, masih dengan nafasnya yang memburu.
Jong Suk melihat arlojinya lagi untuk
yang kesekian kalinya. “Hm, masih banyak waktu sebelum pertunjukkan dimulai.
Lebih baik kita masuk sekarang. Atau kau ingin sesuatu?”
**********
“Kyuhyun-ah, apa kau sudah siap?” Tanya
Sungmin untuk ketiga kalinya.
“Hampir, Sunbae!” teriak Kyuhyun dari
kamarnya.
“Ayolah, sebentar lagi sudah mau
mulai!” Sungmin balas teriak.
“Nneeee!!!!!”
**********
Pertunjukkan drama musikal itu
dimulai dengan sebuah lagu berirama beat, mengibaratkan besarnya semangat tokoh
utama (dalam skenario drama).
Selama pertunjukkan berlangsung, Hyo
Jung dan Jong Suk benar-benar menikmatinya. Berbeda dengan Kyuhyun dan Sungmin.
Sungmin memang menikmatinya. Tapi Kyuhyun perlahan menutup matanya dan terlelap.
“Ckckck, bocah ini…”ujar Sungmin sambil tersenyum. Kelihatannya Kyuhyun terlalu
lelah hingga terlelap.
Pertunjukkan diakhiri dengan suara
gemuruh tepuk tangan penonton. Tepuk tangan penonton benar-benar sangat keras.
Suaranya memenuhi seluruh gedung. Dan suara riuh tepuk tangan itu yang menjadi
alarm-bangun untuk Cho Kyuhyun. Satu persatu penonton mulai meninggalkan tempat
duduk, sementara Kyuhyun masih duduk dengan mulut terbuka. “Kyuhyun-ah, cepat
tutup mulutmu. Semua orang bisa mengetahui kalau kau baru saja tertidur dari
bau mulutmu,” ujar Sungmin, tertawa.
“Sunbae, ini…?” Kyuhyun memandang
sekelilingnya. Tirai panggung sudah ditutup dan dalam gedung pertunjukkan itu
hanya ada Kyuhyun dan Sungmin.
“Hah, kau ini. Sudah selesai. Tapi,
terima kasih ya, sudah menemaniku,” kata Sungmin, tertawa sambil pergi
meninggalkan Kyuhyun.
“Ahh, sayang sekali…” Kyuhyun menyesal.
(Xixi)
**********
“Jong Suk-ah, terima kasih banyak
untuk tiketnya. Pertunjukkannya mengagumkan. Terima kasih sudah mengajakku.”
Hyo Jung tersenyum manis pada Jong Suk, membuat pria itu salah tingkah dan hanya
dapat mengatakan kata “ya.”
Tidak jauh dari tempat itu, terdapat
sebuah kios es krim yang terkenal akan kelezatan dan macam rasanya. Jong Suk
dan Hyo Jung menyempatkan waktu mereka untuk menikmati es krim vanilla yang
terkenal paling lezat di kios itu.
Hyo Jung sedang menikmati es krim
vanillanya dengan waffle ketika dua orang pria masuk dan duduk disebelah Hyo
Jung dan Jong Suk. Hyo Jung melirik untuk melihat siapa yang datang, dan betapa
terkejutnya dia, mengetahui bahwa yang duduk di sebelahnya adalah pemuda kurang
ajar waktu itu. Hmm, mungkin akan lebih tepat jika disebut sebagai pemuda
berkepribadian ganda.
Mata mereka bertemu selama kurang
lebih dua detik. Setelah itu masing-masing dari mereka mendengus kesal. Seorang
pelayan mendatangi meja Kyuhyun dan Sungmin, menanyakan pesanan mereka. Kyuhyun
melihat banner yang menuliskan berbagai jenis macam es krim baru di toko itu.
Kepalanya menoleh kearah banner itu, namun matanya tidak lepas dari es krim yang
dimakan oleh Hyo Jung. Kemudian pelayan itu pergi.
Beberapa menit kemudian, pelayan
datang membawa pasangan kedua pemuda itu. Kyuhyun ternganga dengan es krim yang
pelayan bawa untuknya.
“Maaf, saya pikir, anda salah
mengantarkan es krim ini,” kata Kyuhyun sambil menunjuk es krim yang ditujukan
padanya.
“Bukankah anda memesan es krim ini
tadi? Saya lihat, anda melihat es krim yang dimakan oleh nona ini. Maaf, saya
akan kembali dengan pesanan anda yang baru,” ujar pelayan itu.
“Tidak perlu, tidak apa-apa,” kata
Kyuhyun. Pelayan itu mengucapkan terima kasih atas kebaikan Kyuhyun, membungkuk
dan pergi. Hyo Jung yang melihatnya hanya tertawa.
“Apa urusannya denganmu? Jangan
tertawa!” Kyuhyun menatap Hyo Jung dengan pandangan kesal.
“Tidak, hanya kau lucu saja.” Hyo
Jung tertawa. Sungmin yang melihat Hyo Jung tertawa ikut tertawa.
“Sunbae, kau ingin menjadi
pengikutnya?”
**********
Kyuhyun dan Sungmin berjalan menuju
stasiun bawah tanah, diikuti oleh Hyo Jung dibelakang mereka, berjarak sekitar
3 meter dari mereka. Angin dingin musim gugur menimpa mereka. Kyuhyun terlihat bersikap
cuek, padahal diam-diam ia memperhatikan bahwa gadis itu tetap baik-baik saja.
Saat sedang berjalan, Hyo Jung menghentikan langkahnya dan berkacak pinggang.
Wajahnya pucat. Kyuhyun hampir menghentikan langkahnya ketika Hyo Jung
berhenti. Namun gadis itu kuat, ia melanjutkan jalannya meski dengan langkah
lunglai tak bertenaga. Hyo Jung hanya merapatkan jaketnya untuk membuatnya
lebih baik.
Mereka tidak perlu menunggu lama
kereta datang, karena memang ada jadwal kereta yang akan berangkat mendekati
waktu itu. Kelihatannya banyak penumpang yang habis menyaksikan pertunjukkan
drama musikal tadi, sehingga kereta penuh (hampir) sesak. Sungmin dengan
egoisnya merebut tempat duduk terakhir yang tersisa. Sedangkan Hyo Jung dan
Kyuhyun berdiri.
Hyo Jung benar-benar merasa tidak
baik. Ia merasa mual, pusing dan sebagainya. Ia bahkan tidak dapat bertahan
lebih lama. Karena saat kereta direm, Hyo Jung memegang pundak Kyuhyun.
Kemudian terjatuh dalam pelukan Kyuhyun yang berpaling padanya…