First Series => My Stupid Sweet Prince
Casts :
Park Hyo Jung
Cho Kyuhyun
Lee Jong Suk
Lee Sungmin
Shin Yeoni
And the other casts
Length :
Chapter/Episode
Genre :
Friendship, Romantic
Story :
Kyuhyun
begitu terkejut ketika ia membuka matanya. Diriya bertelanjang dada dan
tubuhnya ditutupi selimut. Disamping tempat tidur, terdapat sebuah meja rias
dan seorang gadis sedang bercermin di sana. Shin Yeoni dengan senyum sinisnya
berdiri dari tempat duduknya. Ia memandang Kyuhyun yang gelagapan.
“Apa-apaan
ini?!?” Kyuhyun tak pandai bersandiwara untuk menyembunyikan raut wajahnya yang begitu panik.
“Terima kasih untuk tadi, Oppa—“ Yeoni memandangnya lekat-lekat. Gadis itu mendekatkankan wajahnya dan mengelus pipi Kyuhyun.
“Kau
gila!” teriak Kyuhyun sambil terus berusaha menjauh. “Memang apa yang telah
kulakukan padamu? Hentikan itu atau aku tak akan menganggapmu!”
“Kau
tak ingat? Hah! Sejak kapan kau menganggapku? Kau hanya memandangku sebagai
anak perempuan!”
“Lalu
aku harus bagaimana?”
“Anggap
diriku sebagai wanita.”
“Aku
tidak pernah mencintaimu, Yeoni-ssi!”
“Lalu
bentuk perhatian apakah yang kau berikan padaku kemarin? Sejak pertama
melihatku kau mengatakan aku cantik!” Terlihat sekali Yeoni tak dapat
menstabilkan suaranya.
“Aku
hanya menghargaimu sebagai seorang junior! Itu… termasuk dalam sambutan selamat
datang.”
“Kau
berbohong! Kau berbohong, Oppa. Aku dapat melihat tatapanmu saat aku sakit!
Kenapa kau menyangkalnya?”
“Aku
tidak pernah mencintaimu Yeoni-ssi!” Kyuhyun memberikan tekanan pada setiap
suku kata yang diucapkannya.
“Cukuuppp!!!!!!!!!!!!!!!!!”
teriak Yeoni. Tangannya menutupi kedua telinganya. Wajahnya begitu mengerikan
saat itu. Tak ada yang mengira gadis semanis Yeoni dapat menyeringai
mengerikan. Kyuhyun bergidik. Segera sesudahnya, Kyuhyun menyadari bahwa ia tak
berbaju. Ia segera mengenakannya cepat-cepat dan hendak membuka pintu, akan
melarikan diri. Tapi seseorang membukanya lebih dulu sebelum dirinya.
Hyo Jung membulatkan matanya. Dengan mudah dapat ditebak apa yang baru saja mereka lakukan hanya dengan melihat pakaian mereka. Kyuhyun mengenakan celana panjangnya dengan baju kusut yang berantakan dan setengah terbuka. Yeoni mengenakan tank top dengan celana pendek. Tubuh Hyojung bergetar.
“Hyojung~ah…”
suara lembut Kyuhyun menyusup masuk ke dalam telinganya. Tapi suara itu terasa
begitu menusuk. Hyojung tak ingin mendengarnya. Hyojung hanya berlari
meninggalkan ruangan itu setelahnya. Kyuhyun mengejarnya dan memegang lengan
kekasihnya itu. Hyojung menepisnya dan memberikan sentuhan panas pada pipi
lembut Kyuhyun. Ia menamparnya. Kyuhyun tak berani melakukan apa pun ketika
dilihatnya sebulir air mata jatuh dari pelupuk kekasihnya. “Jangan pedulikan
aku,” kata Hyojung lemah, kemudian gadis itu segera berlari dan menghampiri
seorang lelaki di sana. Lelaki itu menyambut Hyojung dengan pelukan singkat
yang kemudian merangkulnya. Pemandangan panas antara Park Hyojung dan Lee
Jongsuk Kyuhyun saksikan sendiri, dengan mata kepalanya sendiri. Kyuhyun
meninju tembok ketika mereka beranjak pergi. Mungkin ini memalukan bagi seorang
lelaki, namun Kyuhyun tak dapat menahan air matanya.
Di
dalam mobil, Lee Jong Suk tak dapat melepaskan tatapannya dari mata Hyojung
yang memerah. Gadis itu terus terisak. Kalimat-kalimat hiburan Jong Suk tak
berhasil menghentikan tangisan gadis itu. Kini Jong Suk hanya dapat memandang
gadis itu menangis dengan perasaan bersalah menggeluti dirinya.
(Flashback)
Hyojung
berlari ke sana kemari mencari sosok kekasihnya yang bahkan tak terlihat batang
hidungnya. Ponselnya berbunyi, sebuah pesan masuk dengan nomor asing.
Datanglah Seoul International
Hotel sekarang. Kekasihmu di sana.
Jong
Suk yang kebetulan lewat memberikan tumpangan padanya. “Ke mana kau akan
pergi?”
“Seoul
International Hotel.”
“Apa
kau memiliki tugas berkunjung ke sana?”
“Tidak.
Seseorang mengatakan Kyuhyun sedang berada di sana.”
Pikiran
Jong Suk melayang-layang. Imajinasinya bergulat dengan hatinya. Mungkinkah
Kyuhyun melakukan sesuatu di dalam hotel? Hotel. Hotel adalah tempat yang biasa
digunakan sebagai penginapan! Pasangan yang baru saja menikah akan lebih
memilih berbuan madu di hotel ketimbang di rumah. Kau tahu apa artinya kan?
Tapi
Jong Suk menekan pikiran itu dalam-dalam. Takut sesuatu yang ia katakan atau ia
pikirkan pada akhirnya akan melukai hati Hyojung. Gadis itu begitu polos,
mungkin ia tidak akan berpikir seperti itu. Karena Jongsuk tahu, gadis itu
sangat mempercayai dan mencintai Cho Kyuhyun.
Tapi
kini yang Jongsuk takutkan justru menjadi kenyataan. Jong Suk tak dapat berbuat
apa pun. Ia merasa ini adalah kesalahannya juga. Pemuda itu hanya terdiam
sementara gadis di sebelahnya terus menangis.
^*^*^*^*^*
Super Junior Kyumin’s Apartement
Kyuhyun
masuk dengan wajah tanpa ekspresi. Sungmin mengerutkan keningnya. “Aku bahkan
tak dapat membedakan antara kusutnya wajahmu dengan bajumu. Apa yang baru saja
kau lakukan, Hyun? Seperti baru bermalam saja. Upss…”
“
Mungkin begitu Hyeong.”
“Apa?!!!”
Sungmin beranjak dari sofanya. Ia menghampiri Kyuhyun dan mencengkeram kerah
baju adiknya itu. “Apa yang baru saja kau lakukan pada Hyojung, hah?! Jangan
katakan kau melukainya!!”
“Aku
memang melukainya Hyeong.” Kyuhyun memandang ke lantai. Sungmin akan
melayangkan kepalannya ketika ia melihat mata Kyuhyun berkaca-kaca. Sungmin
melemaskan seluruh ototnya dan menjauh dari Kyuhyun. “Kemarilah. Ceritakan
padaku,” kata Sungmin dingin sambil menepuk-nepuk sofa, menyuruhnya duduk.
Sungmin
mengepalkan tangannya diam-diam saat mendengar adiknya bercerita. Sungmin
sendiri bahkan tak tahu, ke mana emosinya mengarah. Kyuhyun? Yeoni? Hyojung?
Atau bahkan lelaki yang diketahui sebagai Jongsuk?
^*^*^*^*^*
Ponsel
Hyojung bordering. Dengan cepat, layarnya menampilkan sebuah pesan baru.
From : Jong Suk Lee
To: Hyo Jung Park
Hyojung~ya, apa kabar? Aku yakin
kau sudah mendengar tentang kepergianku ke Busan untuk beberapa saat. Jujur
saja, aku tidak mau. Tapi orang tuaku tetap saja keras kepala. Aku akan segera
menemuimu sekembalinya dari sana. Jaga dirimu baik-baik, Hyojung.
Seulas
senyum tipis menghiasi wajah Hyojung selama beberapa saat. Setelah itu ia
menggerakan jemarinya untuk menekan keypad ponselnya itu.
From : Hyo Jung Park
To : Jong Suk Lee
Baiklah. Terima kasih sudah
menanyakan keadaanku. Aku merasa cukup baik.
Hyojung
kembali menyimpan ponselnya. Ia merindukan sesuatu yang kini ia rasa sebagai
mimpi. Hatinya merasa tertekan ketika imajinasinya kembali melayang. Aku ingin
mendapatkan perhatian darimu seperti yang Jong Suk lakukan padaku. Kyuhyun~ya,
kenapa itu bukan kau? Mengapa harus Jong Suk?
Hyojung mengendarai mobilnya menuju sebuah bar minum. Cukup banyak orang yang berkunjung saat itu. Apakah mereka juga sedang memiliki masalah bersamaan dengannya?
Hyojung menghabiskan waktunya dan berhasil membabat 2,5 botol soju (arak Korea) dan gadis itu benar-benar tak sadarkan diri setelahnya. Bahkan tak terbangun sampai bar hampir tutup. Hyojung tak dapat mengingat apa pun, ia hanya merasa seseorang membaringkannya di tempat yang empuk dan nyaman. Hanya sebatas itu.
Kyuhyun terkejut ketika melihat layar ponselnya. Ini sudah tengah malam dan Hyojung meneleponnya! Meski ragu, dengan kebahagiaan meluap Kyuhyun mengangkatnya. Apakah Hyojung sudah membuka hatinya kembali? “Yeoboseyo~” terdengar suara dari seberang sana, tapi bukan suara Hyojung, suara lelaki. “Maaf, bisakah anda menjemput nona pemilik nomor ini di bar 102? Nona ini tak sadarkan diri.”
Kyuhyun membaringkan Hyojung dikursi belakang. Ia sendiri sedang duduk di situ saat itu. Kepala Hyojung dibaringkannya diatas pahanya. Ia masih terngiang-ngiang saat pelayan bar itu menjelaskan padanya. “Gadis ini meminum 2,5 botol soju sendirian. Cukup berani. Tapi dia tidak sadar sama sekali setelahnya. Tapi saya sempat meraih ponsel dari tasnya. Saya menekan angka 1 lama, dan terhubung ke nomor anda.”
Rumah Hyojung penuh dengan system keamanan dan password. Kyuhyun yang tak tahu-menahu hal tersebut hanya membawa Hyojung ke apartemennya. Apartemennya di lantai bawah, sedangkan tempat parkir di lantai atas. Kyuhyun harus menggendong Hyojung untuk sampai ke apartemennya. “Cho Kyuhyun…” Hyojung mengingau. Kyuhyun menghentikan langkahnya sebentar ketika mendengar gadis itu menyebut namanya. “Mengapa kau begitu jahat?” Hyojung mengeluarkan suara seperti isak tangis. Kyuhyun hanya terdiam seribu bahasa.
Gadis itu dibaringkan di kamar tamu, seperti biasa. Bahkan wajahnya terlihat manis meski dalam keadaan tertidur. Kyuhyun mengusap wajahnya, melepaskan sepatunya, membuka jaketnya dan menyelimutinya. Aku rasa gadis ini sudah tenang sekarang, pikir Kyuhyun. Kyuhyun tak melepaskan pandangannya sedetik pun pada gadis itu. Entah, berapa lama waktu yang dilaluinya untuk melihat gadis itu. Tapi ia merasa puas, dapat melihat gadis itu dari dekat.
Kyuhyun
terbangun ketika Hyojung mengerang. Tak lama gadis itu terbangun, dan berlari
ke kamar mandi yang ada dalam kamar itu. Ia memuntahkan isi perutnya ke dalam
kloset, sementara Kyuhyun mengelus-elus punggungnya. Setelah isi perut itu
dihanyutkan oleh air, dan setelah membasuh wajahnya, Hyojung terhuyung ke
belakang. Kyuhyun berhasil menangkap tubuh gadis itu sebelum nasib buruk
menimpanya dan tangannya melingkupi tubuh lemah gadis itu. Kyuhyun harus
menggendongnya lagi agar hyojung dapat kembali ke tempat tidurnya. Gadis itu
memejamkan matanya. Sepertinya ia setengah sadar tadi. Kyuhyun kembali
membenarkan selimutnya dan mengecup kening gadis itu dengan penuh kasih sayang.
Hyojung membuka matanya dan menyadari ia tidak lagi berada di bar dan ia sedang sekamar dengan orang yang dibencinya. Melihat wajah Cho Kyuhyun, Hyojung langsung beranjak pergi. Meski Kyuhyun sempat menahannya, Hyojung menepisnya dan segera pergi tak mempedulikan keadaan sekitar yang masih sepi karena saat itu masih pagi-pagi buta.
^*^*^*^*^*
2 Days Later, Kyeonghee
University
Kyuhyun
bahkan belum siap untuk bertatap muka dengan kekasihnya (lagi). Mungkin kata
‘kekasih’ tak lagi sepenuhnya menjadi miliknya. Namun, selama mereka belum
resmi mengakhiri hubungan, ia ingin Hyojung dan dirinya tetap dikenal sebagai
sepasang kekasih. Bukan hal mudah, karena Yeoni sudah melebih-lebihkan berita
tentang hubungan dirinya dan Cho Kyuhyun. Semua orang sudah tahu itu.
Siang
ini Sungmin menyuruhnya pergi ke gedung pertunjukan, dengan alasan membantunya
menjiwai sebuah lagu yang akan diujikan minggu depan. Langkah terkulai Kyuhyun
menemaninya bahkan saat ia akan menemui Hyeongnya.
Pintu
gedung pertunjukan tidak sepenuhnya tertutup. Suara piano terlantun indah
ketika Kyuhyun membuka pintu. Seseorang sedang memainkan piano di sana. Kyuhyun
jelas terkejut karena yang memainkan piano itu bukan Sungmin, Hyeongnya. Pianis itu seorang wanita, rambutnya yang
panjang tergerai. Lagu yang dimainkannya berjiwa penuh rasa sakit dan
menderita. Kyuhyun baru menyadari siapa wanita itu ketika dia menghentikan
permainan pianonya dan mengusap pipinya yang basah. Kyuhyun hanya
memperhatikannya dengan tatapan menyedihkan, menyadari bahwa wanita itu
menghabiskan waktunya dengan terus menangis. Park Hyojung, pastilah benar-benar
terpukul. Dia tidak pernah bertingkah seperti ini, kecuali kali ini.
Wajahnya semakin kurus dan pucat. Sebilah pisau menusuk hati Kyuhyun yang terus memperhatikannya dalam kegelapan. Hyojung berdiri dan akan berjalan keluar. Namun sepertinya gadis itu tak memiliki kekuatan cukup yang tersisa. Hyojung terjatuh dan tak terbangun.
“Hyojung!!!!” teriak Kyuhyun sambil berlari menuju tempat kekasihnya terjatuh. “Hyojung~ya, Hyojung~ya!” Kyuhyun mendekap gadis itu erat-erat. “Hyojung~ah…!!!”
Hyojung membuka matanya. Sepasang mata hitam pekat yang sangat dikenalnya menatapnya dalam-dalam. Dalam keadaan setengah sadar, Hyojung terbangun dan berdiri. Usaha pelariannya gagal, karena Kyuhyun terlanjur menarik tangannya dan menjatuhkannya dalam sebuah pelukan hangat. Keadaan Hyojung yang masih seperempat tertidur tak dapat mengerahkan seluruh kekuatannya untuk melepaskan diri.
“Hyojung~ah…”
“Tuan
Cho, tolong lepaskan aku.” Kyuhyun terkejut mendengarnya. Hyojung tak
memanggilnya dengan sebutan Kyuhyun apalagi Sayang. Gadis itu memanggil namanya
dengan sebutan yang begitu formal.
“Itu kesalah pahaman, Hyojung~ya. Aku tidak pernah melakukan hal itu. Aku terjebak.”
“Aku tidak peduli.” Hyojung mengangkat salah satu tangannya dan menyentuh lehernya.
“Kau berbohong. Dokter tidak akan berkata : Pasien kurang makan dan istirahat. Sistem imunnya sangat rentan. Pastikan dia makan makanan yang bergizi secara teratur, agar tak mudah terserang penyakit. Kau tidak akan mengabaikan jadwal makanmu jika kau tidak peduli!”
“Aku
tidak mempunyai alasan untuk mempercayaimu, Tuan Cho.”
“Tidak
bisakah kau percaya padaku? Meski, hanya kali ini?”
“Aku
mempercayaimu setiap detik yang kulalui. Tapi itu adalah masa lalu, yang
berbeda dengan masa sekarang.”
“Kalau
begitu, kau seharusnya dapat melupakan kejadian itu yang merupakan masa lalu,
karena sekarang adalah masa sekarang!”
“Kau
keterlaluan, Cho Kyuhyun!”
“Aku
merindukan saat-saat kau marah padaku.”
“Omong
kosong tak ada gunanya.”
“Aku
mencintaimu, Hyojung~ah…”
“Kau
sungguh gombal. Jangan pernah lontarkan kalimat itu lagi.”
“Kenapa
kau tak pernah melihat mataku meski hanya sekali? Aku tak akan pernah
melepasmu, bagaimana pun caranya!”
“Diamlah.”
“Apa
kau masih bisa berkata setelah aku melakukannya?!” Kyuhyun mulai berteriak.
Tapi kemudian, ia mencium tengkuk Hyojung yang kemudian merambat naik ke atas.
Kyuhyun melumat bibir Hyojung. Tangannya menekan kepala Hyojung, membuat ciuman
mereka semakin dalam. Kyuhyun bahkan tak memberikan Hyojung kesempatan untuk
bernafas, apalagi untuk melepaskan diri. Meski awalnya enggan, tapi Hyojung membiarkannya.
Ia bisa merasakan kehangatan yang berbeda dari ciuman itu. Mungkin karena
kyuhyun mencurahkan seluruh perasaannya lewat ciuman itu?
Kyuhyun
melepaskan ciumannya ketika Hyojung mendesah. “Jadi kau melakukan ini juga
bersamanya? Seharusnya aku tahu sejak awal,” kata Hyojung sambil berlalu tanpa
memberi kesempatan Kyuhyun untuk memberi argumen bantahannya.
“Gadis
yang kucintai hanya kau, Hyojung~ah,” batin Kyuhyun.
^*^*^*^*^*
Super Junior Kyumin’s Apartement
“Ada
perkembangan?” sahut Sungmin, bahkan saat Kyuhyun baru membuka pintu apartemen.
“Aku
harap, ciumanku tadi bekerja.”
“Kau
menciumnya?!!! Kau membuatku iri. Membayangkannya saja, aku sudah…
Brrr…”
“Jangan
berpikir yang tidak-tidak.” Kyuhyun menatap hyeongnya tajam. “Dia milikku.”
“Yah,
itu menurutmu. Bagiku tidak.”
“Hyeong!!!”
“Yayaya,
ampun Hyun! Dasar menyebalkan…”
Kyuhyun
tertawa puas setelahnya. “Tapi ngomong-ngomong, aku merasa seperti
mempermainkannya.”
“Jelas.
Kau seperti tidak berperikemanusiaan, Kyuhyun-ssi.”
“Hyeong!!
Tapi, aku rasa Hyeong benar.”
“Kau
tidak berperikemanusiaan, tidak peduli, tidak berperasaan, sensittiiiifffff…”
“Hyeong
ingin menggunakan kesempatan ini untuk menjelek-jelekkanku?”
“Haha…
aku hanya bercanda, Hyun…” Sungmin mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.
“Aku punya rencana. Kau hanya perlu menurut, Hyun.”
^*^*^*^*^*
Kyeonghee University
“Hyojung~ah!” teriakan sahabatnya begitu melengking di
telinga. Hyojung melihat ke belakang, melewati bahunya.
“Yoo-Jin?”
“Apa
kau baik-baik saja?” Yoo Jin terlihat susah payah untuk mengatur nafasnya
kembali.
“Tentu.
Ada…?”
“Lihat
ini.” Yoo Jin menyodorkan beberapa kertas hasil print dan di kertas itu
terpampang jelas foto-foto yang ‘dianggap mesra’ oleh netizen. “Kau belum tahu
ini? Perempuan ini, siapa namanya? Oh ya! Yeoni, Shin Yeoni. Dia menguploadnya
sendiri di cyworldnya. Mencemarkan nama baik! Dan katanya belum mendapat persetujuan
Kyu…”
Hyojung
cepat-cepat menyerahkan kertas itu kembali. “Aku tidak ingin tahu.” Hyojung
berjalan cepat meninggalkan sahabatnya yang melongo dan terus memanggil
namanya. Hal pertama yang terlintas di benaknya adalah Perpustakaan dan lee
jong Suk. Dulu, di saat-saat sepi mencekam seperti inilah, Hyojung selalu
menghabiskan waktunya di Perpustakaan dan biasanya, Jongsuk sahabatnya, juga
akan berada di tempat yang sama. Kali ini, siapa yang akan menjadi tempat
pelampiasannya?
Hyojung
berusaha memusatkan perhatiannya penuh pada buku tebal yang terbuka di
hadapannya. Namun sia-sia. Tatapannya kosong, dan imajinasinya berkembang.
Tanpa ia sadari, ia meneteskan air mata. Cepat-cepat Hyojung menghapus air
matanya dengan punggung tangannya. Tapi air mata yang lain tidak ingin kalah,
dan mereka jatuh dengan cepat. Hyojung menggigit bibirnya untuk menghindari
kemungkinan bahwa mulutnya akan membuat suatu kebisingan. Mata hitam Kyuhyun menatap
gadis itu dibalik sebuah rak dengan tatapan sedih, nyaris putus asa.
Hyojung
kehilangan selera makannya meski hari itu kantin menyediakan makanan
kesukaannya. Sungmin yang kebetulan lewat duduk bersebelahan dengannya. Ia
melihat Hyojung dengan tatapan prihatin.
“Hyojung-ssi.
Bagaimana keadaanmu?” Sungmin membuka mulut.
“Tidak
begitu buruk, Hyeong. Terima kasih banyak.”
“Kau
terlihat pucat. Dan… kenapa kau hanya mengaduk makananmu? Lihatlah, sepertinya
makananmu sudah dingin. Ingin kuambilkan yang baru?”
“Tidak,
terima kasih.”
Sungmin
menyuap sesendok nasi ke dalam mulutnya, mengunyahnya sebentar dan membiarkan
mulutnya dalam keadaan kosong. “Aku tahu sesuatu. Dan kupikir kau perlu tahu
ini.”
Hyojung
sudah menduga ini mengenai Kyuhyun. Jika diperbolehkan, ia ingin menutup
telinganya dan berlari.
“Yeoni…
yang dikabarkan dengan Kyuhyun… Dia wanita yang sangat licik. Aku sempat
mengenalnya. Dan itulah yang membuatku yakin, Kyuhyun masuk ke dalam
perangkapnya.” Sungmin terdiam sesaat, kemudian melanjutkan. “Tapi aku tak
menyangka, bahwa anak itu cukup bodoh untuk terjebak. Aku mewakilinya meminta
maaf padamu.”
Hyojung
tersenyum tipis dan menutup matanya. “Tidak apa-apa. Terima kasih.” Setelah itu
Hyojung melanjutkan mengaduk-aduk makanannya.
^*^*^*^*^*
Hyojung
menghirup udara segar pagi favoritnya. Tapi kali ini baunya sedikit berbeda
karena sudah memasuki musim dingin, udaranya tidak lagi sejuk, melainkan
dingin. Tapi bagaimanapun, Hyojung mengharapkan sesuatu dari udara dingin ini.
Semoga sentuhan dingin ini dapat membekukan hatinya yang begitu terluka.
Hyojung menggerakkan badannya, ia berniat jogging pagi ini. Belum lama Hyojung
menggerakkan tubuh, ia mendengar suara anak kecil menangis dan suara orang
dewasa sebagai latarnya. Suara itu terdengar tidak jauh. Dan pada akhirnya ia tahu,
itu suara anak tetangganya.
“Omma
harus pergi, ada acara. Chaerin, di rumah saja, ya?”
“Aku
tidak mau Omma,” rengek anak itu.
“Chaerin,
mengertilah Omma. Omma sedang sangat sibuk. Dititipkan tidak mau. Maunya
bagaimana?”
Sambil
menggeleng, Chaerin melihat Hyojung yang sedang melambai dan tersenyum
kearahnya.
“Sama
kakak itu,” kata Chaerin sambil menunjuk Hyojung. Ibunya menoleh dan ikut
tersenyum. “Jangan buat orang lain kesulitan hanya karena dirimu, Chaerin~ya…”
“Aku
maunya sama Hyojung Onni!” rengek Chaerin sambil menarik-narik rok Ibunya.
“Chaerin…”
“Permisi?”
sapa Hyojung. “Ada yang bisa saya bantu?”
“Aduh,
bagaimana ya mengatakannya? Saya ada dinas pagi ini. Saya berniat menitipkan
Chaerin, tapi anak ini tidak mau. Ah…” Ibu muda itu mendesah. “Dia ingin
bersamamu, Nak Hyojung. Saya hanya merasa tidak enak…”
Sekali
lagi, Chaerin merengek. Hyojung tersenyum lebar melihat tingkah lucu Chaerin.
“Tidak
apa-apa. Saya tidak ada pekerjaan hari ini. Mungkin saya bisa membantu menjaga
Chaerin,” kata Hyojung dan tertawa kecil ketika Chaerin menunjukkan sikap
manjanya. Kurang lebih, itulah asal-usul Hyojung menjadi pengasuh hari itu.
Sebenarnya Chaerin anak yang mudah diatur dan gampang makan. Tapi permintaannya
macam-macam. Siang ini anak itu minta berkeliling kebun binatang. Setelah itu
jalan-jalan ke Mall. Dan sekarang, meski sudah malam, anak itu minta diajak
jalan-jalan ke Seoul Tower.
“Apa?” mata Hyojung membesar. “Chaerin~ya, apa kau tidak lelah? Kita sudah seharian berjalan-jalan mengelilingi kota Seoul…” Namun rupanya anak itu keras kepala. Ia menggelengkan kepalanya dan menarik-narik tangan Hyojung. Belum lagi tampang *imut memelas* khas anak-anak yang membuat Hyojung menyerah.
Anak
ini seperti orang dewasa saja. Nongkrong di Seoul Tower, pikir Hyojung.
^*^*^*^*^*
Hyojung
menggandeng tangan anak kecil yang sejak tadi pagi tidak kelelahan untuk
menyudahi senyum cerianya yang lebar. Anak itu selalu tersenyum lebar dan
menyipitkan matanya ke arah Hyojung. Hyojung hanya dapat membalasnya dengan
senyuman manis.
Tiba-tiba
Chaerin melepaskan genggaman Hyojung dan berlari. Spontan, Hyojung memanggil
namanya dan ikut berlari. Memang tempat tujuan anak itu tidak begitu jauh. Tapi
itu membuat Hyojung khawatir, takut-takut anak itu menghilang. Chaerin berlari
menuju sebuah tempat duduk dan anak itu duduk di sebelah orang dewasa yang
sedang memangku sebuah laptop. Orang itu sepertinya sedang sibuk dengan
kegiatannya. Chaerin memandangi layar laptopnya dengan penuh minat. Hyojung
baru saja mendekati anak itu ketika sorot matanya menangkap wajah yang jelas
tak asing baginya. Seluruh otot dan sarafnya terasa membeku. Mulut yang tadinya
akan digunakan untuk mengeluarkan sejurus rayuan untuk membawa Chaerin pulang
tidak dapat membuka. Tubuhnya begitu kaku dan mati rasa.
“Aarrgghhh!!”
seru orang itu keras.
“Yah,…
Oppa kalah…” ujar Chaerin. Orang itu tersentak kaget. Rupanya ia juga tidak
menyadari kehadiran seorang anak kecil yang begitu memperhatikan layar laptopnya
juga.
“Wah,
manis sekali anak ini. Siapa namamu?” kata Kyuhyun sambil mengacak rambut
Chaerin pelan.
“Chaerin. Nama Oppa siapa?”
“Kyuhyun.
Chaerin… Nama yang bagus. Senang berkenalan denganmu.” Kyuhyun mengulurkan
tangannya sambil tersenyum manis. Anak itu pun meniru apa yang dilakukan
Kyuhyun. Kyuhyun mengusap-usap kedua tangannya yang terasa dingin dan pada saat
itulah, ia menyadari ada orang lain dekat mereka selain mereka. Diselimuti rasa
tegang juga kaget, tatapan Kyuhyun dan Hyojung bertemu selama beberapa detik.
Sadar saling menatap, Hyojung segera mengalihkan pandangannya.
“Hyojung~ah…”
“Eonni,
duduklah di sini!” anak itu menunjuk tempat duduk di sebelah kirinya yang
kosong. Anak itu tentu tak tahu apa pun. Dengan polosnya ia tersenyum dan mengajak
Hyojung duduk di sebelahnya. Pasrah, Hyojung melakukannya.
Hyojung
berpura-pura ceria dengan terus tersenyum pada Chaerin. Dengan sekuat tenaga,
ia berusaha menyembunyikan hatinya yang terluka. Ia tidak ingin merusak
kebahagiaan anak itu hanya karena masalah pribadinya yang berkaitan dengan
pemuda di sebelah Chaerin.
“Eonni,
aku ingin balon seperti itu.” Chaerin menunjuk anak laki-laki yang kira-kira
sebaya dengannya membawa balon berwarna biru. “Baiklah, aku akan membelikannya
untukmu,” ujar Hyojung, berdiri. Kyuhyun memegang pergelangan tangan Hyojung
sebelum gadis itu pergi. “Biar aku yang membelinya.”
Kyuhyun
kembali dengan sebuah balon berwarna merah muda. Jari manis dan kelingkingnya
melilit tali balon, sedangkan jari telunjuk dan jempolnya memegang sebuah gelas
berisi kopi hangat. Tangannya yang lain juga memegang gelas yang sama. Kyuhyun
membalas senyum penuh kebahagiaan Chaerin.
“Ini
untukmu,” kata Kyuhyun sembari menyerahkan balon itu pada Chaerin. “Dan ini
untukmu, Sayang.” Kyuhyun mengecilkan suaranya pada kata terakhir. Meski merasa
kikuk, Kyuhyun berusaha beradaptasi dan mencairkan suasana.
“Terima
kasih,” kata Hyojung singkat.
“Lalu
untukku mana?” Chaerin menyodorkan telapak tangannya, meminta bagiannya.
“Ini
kan kopi. Anak kecil belum boleh minum kopi. Tidak baik.” Kyuhyun
menjelaskannya sambil tersenyum. Chaerin merengek kemudian mulai menangis.
Kyuhyun membulatkan matanya. Ini pertama kali untuknya, membuat seorang anak
kecil menangis. Seharusnya ia kan sadar, ia paling tidak bisa mengurus anak.
Dia malah membuat onar -_-
Kyuhyun
menggendong Chaeri dan menggoyangkannya perlahan. Tapi anak itu tak berhenti
menangis. “Cup… cup… Hyojung, bagaimana ini?” Hyojung menghela nafas. Tapi
kemudian ia tertawa. “Kau begitu lucu, Cho Kyuhyun.” Meski bingung, tapi
Kyuhyun merasa senang. Kini gadis pujaannya itu memanggil namanya, bukan dengan
sebutan ‘Tuan Cho’.
“Umm,
bagaimana cara menenangkan Chaerin?”
Hyojung
hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum. Kyuhyun menggembungkan pipinya.
Tiba-tiba Chaerin berhenti menangis! Dengan catatan dia lebih memilih memainkan
pipi Kyuhyun. Mencubitnya, mengempiskan pipi Kyuhyun dan lain-lain. Lucunya,
gadis itu terlihat ceria kembali.
“Aku
berhasil!” Kyuhyun tertawa senang. Hyojung ikut tertawa. Rasa sakit yang pernah
dirasakannya benar-benar sirna saat itu. Yang dapat ia ingat hanya saat-saat
bahagia bersama Cho Kyuhyun. Kyuhyun melebarkan sebelah tangannya yang
menganggur, dan ia mendekap hyojung bersama dengan Chaerin. “Kita seperti
keluarga bahagia.”
Hyojung
mengangkat alis dan menatap kyuhyun. Pandangan mereka bertemu. Niat awal,
Kyuhyun ingin mencium kekasihnya itu. Tapi Hyojung buru-buru menempelkan jari
telunjuknya dibibir Kyuhyun. “Awas, ada anak kecil,” kata Hyojung sambil
tertawa kecil. Kyuhyun ikut tertawa melihat wajah ceria kekasihnya itu. Kyuhyun
mendekatkan bibirnya ke telinga Chaerin. Kyuhyun membisikkan sesuatu. Setelah
beberapa saat, anak itu mengangguk. Hyojung mengamati mereka dengan pandangan
bingung. Mereka seperti ayah dan anak, batin Hyojung.
Kyuhyun
menurunkan Chaerin. Dan dengan cepat, anak itu memunggungi mereka. Kyuhyun
menggenggam tangan Hyojung. Hyojung memandang Kyuhyun dengan tatapan heran.
Dengan sekali sentakan, Kyuhyun menarik Hyojung ke dalam pelukannya. Kyuhyun
memeluk Hyojung sangat erat. Sebagai jaminan gadis itu tidak akan melepaskan
diri. Hyojung dapat merasakan kehangatan yang dulu sering dirasakannya. Ia juga
dapat merasakan aroma favoritnya dari pemuda itu dan alunan detak jantungnya.
Pelukan Kyuhyun selalu memberikan sensasi yang berbeda dan Hyojung tak pernah
merasa bosan akan hal itu.
Begitu
pula dengan Kyuhyun. Ia dapat merasakan detak jantung Hyojung yang memburu.
Apakah gadis ini sedang gugup? Pikir Kyuhyun. Perlahan, Kyuhyun dapat merasakan
sesuatu melingkari tubuhnya dan menyentuh punggungnya. Hyojung membalas
pelukannya! Apakah ini mimpi? Tapi Kyuhyun benar-benar dapat merasakannya. Ini
yang dia tunggu selama hampir setengah bulan ini. Kyuhyun semakin mengeratkan
pelukannya dan mengecup kening Hyojung lembut. Kyuhyun bisa merasakan gadis itu
menggerakkan tubuhnya pelan. “Jagiya, aku mencintaimu. Saranghaeyo~” ucap
Kyuhyun pelan. Hyojung terdiam. Tapi kemudian ia membenamkan kepalanya di dada
Kyuhyun. Kyuhyun benar-benar merasa lega setelahnya. Menikmati alunan detak
jantung kekasihnya, Hyojung sungguh merasa sangat bahagia.
Chaerin
membalikkan tubuhnya. “Omma, Appa, kalian lama sekali.”
Cepat-cepat,
Kyuhyun dan Hyojung melepaskan interaksi mereka.
“Apa
katamu, gadis manis?” Kyuhyun berlutut dan mencubit pipi Chaerin dengan gemas.
“Chaerin ini memanggilku Appa? Ah, Chaerin… anak Papa yang manis!” kata Kyuhyun
sambil menggendong Chaerin lagi. Hyojung merasa panas dan pipinya mulai
memerah.
“Wah,
pipimu terlihat seperti tomat! Bukankah begitu, Chaerin?” tanya Kyuhyun sambil
menunjuk pipi Hyojung. Hyojung menutup kedua pipinya dengan telapak tangannya
sementara Kyuhyun dan Chaerin tertawa puas.
“Anak
ini sudah tertidur,” kata Kyuhyun yang menggendong Chaerin ketika mereka
berjalan pulang. Hyojung tersenyum lebar. “Hyojung~ya…” panggil kyuhyun.
Hyojung bergumam. “Aku merasa menjadi Ayah hari ini. Ini semua berkatmu. Terima
kasih.” Hyojung menyembunyikan senyumnya. “Tersenyumlah, aku ingin melihatnya,”
ujar Kyuhyun. Sejak saat itu, Hyojung selalu terang-terangan tersenyum atau pun
tertawa di hadapan kekasihnya.
Beruntung,
saat itu, Ibu Chaerin sudah di rumah. Wanita itu mengucapkan banyak terima
kasih. Dan kelihatannya, ia kagum pada Kyuhyun. #Wis nduwe bojo koh! Kekeke
“Hyojung~ya,”
kata Kyuhyun. “Aku tidak ingin membiarkanmu pergi. Masalah rumor itu, aku
terjebak, sungguh! Dan aku tidak tahu apa pun.”
“Aku
sudah tahu, Kyuhyun~ah…”
Kyuhyun
membuka mulutnya, “kau tahu kan, aku hanya mencintai Park Hyojung.”
“Ya,
aku tahu,” kata Hyojung sambil tersenyum manis. Hyojung memeluk kekasihnya
erat. Kyuhyun mengelus rambut Hyojung. Hyojung mencium pipi Kyuhyun lembut.
Namun kyuhyun menoleh, sehingga ciuman itu akhirnya berpindah tempat. Kyuhyun
mencium bibir hyojung dengan lembut dan dalam. Sebelah tangannya memeluk
Hyojung dan tangannya yang lain mengelus rambut Hyojung. Kini ia agak membatasi
keagresifannya. Ia berusaha memberikan ciuman penuh arti yang nyaman. Dan
sepertinya, kali ini Kyuhyun sukses melakukannya. Hyojung membalas ciuman itu
dengan lembut. Dan, mereka berdua sama-sama menikmati sensasi ciuman mereka
sendiri.
“Selamat
tinggal!” ujar Hyojung sesaat setelah mereka selesai berciuman. Gadis itu
segera berlari ke dalam rumahnya, menahan rasa malu. Kyuhyun tersenyum dan
melambaikan tangannya ketika gadis itu pergi.
to be continued~~