Selasa, 10 Januari 2012

Raining Love Chapter 8 (Second Series)


First Series => My Stupid Sweet Prince

Casts :
*    Park Hyo Jung
*    Cho Kyuhyun
*    Lee Jong Suk
*    Lee Sungmin
*    Shin Yeoni
*    And the other casts

Length : Chapter/Episode

Genre : Friendship, Romantic

Story  :


Kyuhyun begitu terkejut ketika ia membuka matanya. Diriya bertelanjang dada dan tubuhnya ditutupi selimut. Disamping tempat tidur, terdapat sebuah meja rias dan seorang gadis sedang bercermin di sana. Shin Yeoni dengan senyum sinisnya berdiri dari tempat duduknya. Ia memandang Kyuhyun yang gelagapan.

“Apa-apaan ini?!?” Kyuhyun tak pandai bersandiwara untuk menyembunyikan raut wajahnya  yang begitu panik.


“Terima kasih untuk tadi, Oppa—“ Yeoni memandangnya lekat-lekat. Gadis itu mendekatkankan wajahnya dan mengelus pipi Kyuhyun.

“Kau gila!” teriak Kyuhyun sambil terus berusaha menjauh. “Memang apa yang telah kulakukan padamu? Hentikan itu atau aku tak akan menganggapmu!”

“Kau tak ingat? Hah! Sejak kapan kau menganggapku? Kau hanya memandangku sebagai anak perempuan!”

“Lalu aku harus bagaimana?”

“Anggap diriku sebagai wanita.”

“Aku tidak pernah mencintaimu, Yeoni-ssi!”

“Lalu bentuk perhatian apakah yang kau berikan padaku kemarin? Sejak pertama melihatku kau mengatakan aku cantik!” Terlihat sekali Yeoni tak dapat menstabilkan suaranya.

“Aku hanya menghargaimu sebagai seorang junior! Itu… termasuk dalam sambutan selamat datang.”
“Kau berbohong! Kau berbohong, Oppa. Aku dapat melihat tatapanmu saat aku sakit! Kenapa kau menyangkalnya?”

“Aku tidak pernah mencintaimu Yeoni-ssi!” Kyuhyun memberikan tekanan pada setiap suku kata yang diucapkannya.

“Cukuuppp!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak Yeoni. Tangannya menutupi kedua telinganya. Wajahnya begitu mengerikan saat itu. Tak ada yang mengira gadis semanis Yeoni dapat menyeringai mengerikan. Kyuhyun bergidik. Segera sesudahnya, Kyuhyun menyadari bahwa ia tak berbaju. Ia segera mengenakannya cepat-cepat dan hendak membuka pintu, akan melarikan diri. Tapi seseorang membukanya lebih dulu sebelum dirinya.


Hyo Jung membulatkan matanya. Dengan mudah dapat ditebak apa yang baru saja mereka lakukan hanya dengan melihat pakaian mereka. Kyuhyun mengenakan celana panjangnya dengan baju kusut yang berantakan dan setengah terbuka. Yeoni mengenakan tank top dengan celana pendek. Tubuh Hyojung bergetar.

“Hyojung~ah…” suara lembut Kyuhyun menyusup masuk ke dalam telinganya. Tapi suara itu terasa begitu menusuk. Hyojung tak ingin mendengarnya. Hyojung hanya berlari meninggalkan ruangan itu setelahnya. Kyuhyun mengejarnya dan memegang lengan kekasihnya itu. Hyojung menepisnya dan memberikan sentuhan panas pada pipi lembut Kyuhyun. Ia menamparnya. Kyuhyun tak berani melakukan apa pun ketika dilihatnya sebulir air mata jatuh dari pelupuk kekasihnya. “Jangan pedulikan aku,” kata Hyojung lemah, kemudian gadis itu segera berlari dan menghampiri seorang lelaki di sana. Lelaki itu menyambut Hyojung dengan pelukan singkat yang kemudian merangkulnya. Pemandangan panas antara Park Hyojung dan Lee Jongsuk Kyuhyun saksikan sendiri, dengan mata kepalanya sendiri. Kyuhyun meninju tembok ketika mereka beranjak pergi. Mungkin ini memalukan bagi seorang lelaki, namun Kyuhyun tak dapat menahan air matanya.







Di dalam mobil, Lee Jong Suk tak dapat melepaskan tatapannya dari mata Hyojung yang memerah. Gadis itu terus terisak. Kalimat-kalimat hiburan Jong Suk tak berhasil menghentikan tangisan gadis itu. Kini Jong Suk hanya dapat memandang gadis itu menangis dengan perasaan bersalah menggeluti dirinya.



(Flashback)

Hyojung berlari ke sana kemari mencari sosok kekasihnya yang bahkan tak terlihat batang hidungnya. Ponselnya berbunyi, sebuah pesan masuk dengan nomor asing.

Datanglah Seoul International Hotel sekarang. Kekasihmu di sana.

Jong Suk yang kebetulan lewat memberikan tumpangan padanya. “Ke mana kau akan pergi?”

“Seoul International Hotel.”

“Apa kau memiliki tugas berkunjung ke sana?”

“Tidak. Seseorang mengatakan Kyuhyun sedang berada di sana.”

Pikiran Jong Suk melayang-layang. Imajinasinya bergulat dengan hatinya. Mungkinkah Kyuhyun melakukan sesuatu di dalam hotel? Hotel. Hotel adalah tempat yang biasa digunakan sebagai penginapan! Pasangan yang baru saja menikah akan lebih memilih berbuan madu di hotel ketimbang di rumah. Kau tahu apa artinya kan?

Tapi Jong Suk menekan pikiran itu dalam-dalam. Takut sesuatu yang ia katakan atau ia pikirkan pada akhirnya akan melukai hati Hyojung. Gadis itu begitu polos, mungkin ia tidak akan berpikir seperti itu. Karena Jongsuk tahu, gadis itu sangat mempercayai dan mencintai Cho Kyuhyun.

Tapi kini yang Jongsuk takutkan justru menjadi kenyataan. Jong Suk tak dapat berbuat apa pun. Ia merasa ini adalah kesalahannya juga. Pemuda itu hanya terdiam sementara gadis di sebelahnya terus menangis.



^*^*^*^*^*






Super Junior Kyumin’s Apartement

Kyuhyun masuk dengan wajah tanpa ekspresi. Sungmin mengerutkan keningnya. “Aku bahkan tak dapat membedakan antara kusutnya wajahmu dengan bajumu. Apa yang baru saja kau lakukan, Hyun? Seperti baru bermalam saja. Upss…”

“ Mungkin begitu Hyeong.”

“Apa?!!!” Sungmin beranjak dari sofanya. Ia menghampiri Kyuhyun dan mencengkeram kerah baju adiknya itu. “Apa yang baru saja kau lakukan pada Hyojung, hah?! Jangan katakan kau melukainya!!”

“Aku memang melukainya Hyeong.” Kyuhyun memandang ke lantai. Sungmin akan melayangkan kepalannya ketika ia melihat mata Kyuhyun berkaca-kaca. Sungmin melemaskan seluruh ototnya dan menjauh dari Kyuhyun. “Kemarilah. Ceritakan padaku,” kata Sungmin dingin sambil menepuk-nepuk sofa, menyuruhnya duduk.

Sungmin mengepalkan tangannya diam-diam saat mendengar adiknya bercerita. Sungmin sendiri bahkan tak tahu, ke mana emosinya mengarah. Kyuhyun? Yeoni? Hyojung? Atau bahkan lelaki yang diketahui sebagai Jongsuk?



^*^*^*^*^*








Ponsel Hyojung bordering. Dengan cepat, layarnya menampilkan sebuah pesan baru.

From : Jong Suk Lee
To: Hyo Jung Park
Hyojung~ya, apa kabar? Aku yakin kau sudah mendengar tentang kepergianku ke Busan untuk beberapa saat. Jujur saja, aku tidak mau. Tapi orang tuaku tetap saja keras kepala. Aku akan segera menemuimu sekembalinya dari sana. Jaga dirimu baik-baik, Hyojung.

Seulas senyum tipis menghiasi wajah Hyojung selama beberapa saat. Setelah itu ia menggerakan jemarinya untuk menekan keypad ponselnya itu.

From : Hyo Jung Park
To : Jong Suk Lee
Baiklah. Terima kasih sudah menanyakan keadaanku. Aku merasa cukup baik.

Hyojung kembali menyimpan ponselnya. Ia merindukan sesuatu yang kini ia rasa sebagai mimpi. Hatinya merasa tertekan ketika imajinasinya kembali melayang. Aku ingin mendapatkan perhatian darimu seperti yang Jong Suk lakukan padaku. Kyuhyun~ya, kenapa itu bukan kau? Mengapa harus Jong Suk?


Hyojung mengendarai mobilnya menuju sebuah bar minum. Cukup banyak orang yang berkunjung saat itu. Apakah mereka juga sedang memiliki masalah bersamaan dengannya?


Hyojung menghabiskan waktunya dan berhasil membabat 2,5 botol soju (arak Korea) dan gadis itu benar-benar tak sadarkan diri setelahnya. Bahkan tak terbangun sampai bar hampir tutup. Hyojung tak dapat mengingat apa pun, ia hanya merasa seseorang membaringkannya di tempat yang empuk dan nyaman. Hanya sebatas itu.


Kyuhyun terkejut ketika melihat layar ponselnya. Ini sudah tengah malam dan Hyojung meneleponnya! Meski ragu, dengan kebahagiaan meluap Kyuhyun mengangkatnya. Apakah Hyojung sudah membuka hatinya kembali? “Yeoboseyo~” terdengar suara dari seberang sana, tapi bukan suara Hyojung, suara lelaki. “Maaf, bisakah anda menjemput nona pemilik nomor ini di bar 102? Nona ini tak sadarkan diri.”


Kyuhyun membaringkan Hyojung dikursi belakang. Ia sendiri sedang duduk di situ saat itu. Kepala Hyojung dibaringkannya diatas pahanya. Ia masih terngiang-ngiang saat pelayan bar itu menjelaskan padanya. “Gadis ini meminum 2,5 botol soju sendirian. Cukup berani. Tapi dia tidak sadar sama sekali setelahnya. Tapi saya sempat meraih ponsel dari tasnya. Saya menekan angka 1 lama, dan terhubung ke nomor anda.”


Rumah Hyojung penuh dengan system keamanan dan password. Kyuhyun yang tak tahu-menahu hal tersebut hanya membawa Hyojung ke apartemennya. Apartemennya di lantai bawah, sedangkan tempat parkir di lantai atas. Kyuhyun harus menggendong Hyojung untuk sampai ke apartemennya. “Cho Kyuhyun…” Hyojung mengingau. Kyuhyun menghentikan langkahnya sebentar ketika mendengar gadis itu menyebut namanya. “Mengapa kau begitu jahat?” Hyojung mengeluarkan suara seperti isak tangis. Kyuhyun hanya terdiam seribu bahasa.


Gadis itu dibaringkan di kamar tamu, seperti biasa. Bahkan wajahnya terlihat manis meski dalam keadaan tertidur. Kyuhyun mengusap wajahnya, melepaskan sepatunya, membuka jaketnya dan menyelimutinya. Aku rasa gadis ini sudah tenang sekarang, pikir Kyuhyun. Kyuhyun tak melepaskan pandangannya sedetik pun pada gadis itu. Entah, berapa lama waktu yang dilaluinya untuk melihat gadis itu. Tapi ia merasa puas, dapat melihat gadis itu dari dekat.

Kyuhyun terbangun ketika Hyojung mengerang. Tak lama gadis itu terbangun, dan berlari ke kamar mandi yang ada dalam kamar itu. Ia memuntahkan isi perutnya ke dalam kloset, sementara Kyuhyun mengelus-elus punggungnya. Setelah isi perut itu dihanyutkan oleh air, dan setelah membasuh wajahnya, Hyojung terhuyung ke belakang. Kyuhyun berhasil menangkap tubuh gadis itu sebelum nasib buruk menimpanya dan tangannya melingkupi tubuh lemah gadis itu. Kyuhyun harus menggendongnya lagi agar hyojung dapat kembali ke tempat tidurnya. Gadis itu memejamkan matanya. Sepertinya ia setengah sadar tadi. Kyuhyun kembali membenarkan selimutnya dan mengecup kening gadis itu dengan penuh kasih sayang.


Hyojung membuka matanya dan menyadari ia tidak lagi berada di bar dan ia sedang sekamar dengan orang yang dibencinya. Melihat wajah Cho Kyuhyun, Hyojung langsung beranjak pergi. Meski Kyuhyun sempat menahannya, Hyojung menepisnya dan segera pergi tak mempedulikan keadaan sekitar yang masih sepi karena saat itu masih pagi-pagi buta.




^*^*^*^*^*








2 Days Later, Kyeonghee University

Kyuhyun bahkan belum siap untuk bertatap muka dengan kekasihnya (lagi). Mungkin kata ‘kekasih’ tak lagi sepenuhnya menjadi miliknya. Namun, selama mereka belum resmi mengakhiri hubungan, ia ingin Hyojung dan dirinya tetap dikenal sebagai sepasang kekasih. Bukan hal mudah, karena Yeoni sudah melebih-lebihkan berita tentang hubungan dirinya dan Cho Kyuhyun. Semua orang sudah tahu itu.

Siang ini Sungmin menyuruhnya pergi ke gedung pertunjukan, dengan alasan membantunya menjiwai sebuah lagu yang akan diujikan minggu depan. Langkah terkulai Kyuhyun menemaninya bahkan saat ia akan menemui Hyeongnya.

Pintu gedung pertunjukan tidak sepenuhnya tertutup. Suara piano terlantun indah ketika Kyuhyun membuka pintu. Seseorang sedang memainkan piano di sana. Kyuhyun jelas terkejut karena yang memainkan piano itu bukan Sungmin, Hyeongnya.  Pianis itu seorang wanita, rambutnya yang panjang tergerai. Lagu yang dimainkannya berjiwa penuh rasa sakit dan menderita. Kyuhyun baru menyadari siapa wanita itu ketika dia menghentikan permainan pianonya dan mengusap pipinya yang basah. Kyuhyun hanya memperhatikannya dengan tatapan menyedihkan, menyadari bahwa wanita itu menghabiskan waktunya dengan terus menangis. Park Hyojung, pastilah benar-benar terpukul. Dia tidak pernah bertingkah seperti ini, kecuali kali ini.


Wajahnya semakin kurus dan pucat. Sebilah pisau menusuk hati Kyuhyun yang terus memperhatikannya dalam kegelapan. Hyojung berdiri dan akan berjalan keluar. Namun sepertinya gadis itu tak memiliki kekuatan cukup yang tersisa. Hyojung terjatuh dan tak terbangun.


“Hyojung!!!!” teriak Kyuhyun sambil berlari menuju tempat kekasihnya terjatuh. “Hyojung~ya, Hyojung~ya!” Kyuhyun mendekap gadis itu erat-erat. “Hyojung~ah…!!!”


Hyojung membuka matanya. Sepasang mata hitam pekat yang sangat dikenalnya menatapnya dalam-dalam. Dalam keadaan setengah sadar, Hyojung terbangun dan berdiri. Usaha pelariannya gagal, karena Kyuhyun terlanjur menarik tangannya dan menjatuhkannya dalam sebuah pelukan hangat. Keadaan Hyojung yang masih seperempat tertidur tak dapat mengerahkan seluruh kekuatannya untuk melepaskan diri.


“Hyojung~ah…”

“Tuan Cho, tolong lepaskan aku.” Kyuhyun terkejut mendengarnya. Hyojung tak memanggilnya dengan sebutan Kyuhyun apalagi Sayang. Gadis itu memanggil namanya dengan sebutan yang begitu formal.


“Itu kesalah pahaman, Hyojung~ya. Aku tidak pernah melakukan hal itu. Aku terjebak.”


“Aku tidak peduli.” Hyojung mengangkat salah satu tangannya dan menyentuh lehernya.


“Kau berbohong. Dokter tidak akan berkata : Pasien kurang makan dan istirahat. Sistem imunnya sangat rentan. Pastikan dia makan makanan yang bergizi secara teratur, agar tak mudah terserang penyakit. Kau tidak akan mengabaikan jadwal makanmu jika kau tidak peduli!”

“Aku tidak mempunyai alasan untuk mempercayaimu, Tuan Cho.”

“Tidak bisakah kau percaya padaku? Meski, hanya kali ini?”

“Aku mempercayaimu setiap detik yang kulalui. Tapi itu adalah masa lalu, yang berbeda dengan masa sekarang.”

“Kalau begitu, kau seharusnya dapat melupakan kejadian itu yang merupakan masa lalu, karena sekarang adalah masa sekarang!”

“Kau keterlaluan, Cho Kyuhyun!”

“Aku merindukan saat-saat kau marah padaku.”

“Omong kosong tak ada gunanya.”

“Aku mencintaimu, Hyojung~ah…”

“Kau sungguh gombal. Jangan pernah lontarkan kalimat itu lagi.”

“Kenapa kau tak pernah melihat mataku meski hanya sekali? Aku tak akan pernah melepasmu, bagaimana pun caranya!”

“Diamlah.”

“Apa kau masih bisa berkata setelah aku melakukannya?!” Kyuhyun mulai berteriak. Tapi kemudian, ia mencium tengkuk Hyojung yang kemudian merambat naik ke atas. Kyuhyun melumat bibir Hyojung. Tangannya menekan kepala Hyojung, membuat ciuman mereka semakin dalam. Kyuhyun bahkan tak memberikan Hyojung kesempatan untuk bernafas, apalagi untuk melepaskan diri. Meski awalnya enggan, tapi Hyojung membiarkannya. Ia bisa merasakan kehangatan yang berbeda dari ciuman itu. Mungkin karena kyuhyun mencurahkan seluruh perasaannya lewat ciuman itu?

Kyuhyun melepaskan ciumannya ketika Hyojung mendesah. “Jadi kau melakukan ini juga bersamanya? Seharusnya aku tahu sejak awal,” kata Hyojung sambil berlalu tanpa memberi kesempatan Kyuhyun untuk memberi argumen bantahannya.

“Gadis yang kucintai hanya kau, Hyojung~ah,” batin Kyuhyun.










^*^*^*^*^*






Super Junior Kyumin’s Apartement

“Ada perkembangan?” sahut Sungmin, bahkan saat Kyuhyun baru membuka pintu apartemen.

“Aku harap, ciumanku tadi bekerja.”

“Kau menciumnya?!!! Kau membuatku iri. Membayangkannya saja, aku sudah… Brrr…”

“Jangan berpikir yang tidak-tidak.” Kyuhyun menatap hyeongnya tajam. “Dia milikku.”

“Yah, itu menurutmu. Bagiku tidak.”

“Hyeong!!!”

“Yayaya, ampun Hyun! Dasar menyebalkan…”

Kyuhyun tertawa puas setelahnya. “Tapi ngomong-ngomong, aku merasa seperti mempermainkannya.”

“Jelas. Kau seperti tidak berperikemanusiaan, Kyuhyun-ssi.”

“Hyeong!! Tapi, aku rasa Hyeong benar.”

“Kau tidak berperikemanusiaan, tidak peduli, tidak berperasaan, sensittiiiifffff…”

“Hyeong ingin menggunakan kesempatan ini untuk menjelek-jelekkanku?”

“Haha… aku hanya bercanda, Hyun…” Sungmin mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V. “Aku punya rencana. Kau hanya perlu menurut, Hyun.”





^*^*^*^*^*










Kyeonghee University

“Hyojung~ah!”  teriakan sahabatnya begitu melengking di telinga. Hyojung melihat ke belakang, melewati bahunya.

“Yoo-Jin?”

“Apa kau baik-baik saja?” Yoo Jin terlihat susah payah untuk mengatur nafasnya kembali.

“Tentu. Ada…?”

“Lihat ini.” Yoo Jin menyodorkan beberapa kertas hasil print dan di kertas itu terpampang jelas foto-foto yang ‘dianggap mesra’ oleh netizen. “Kau belum tahu ini? Perempuan ini, siapa namanya? Oh ya! Yeoni, Shin Yeoni. Dia menguploadnya sendiri di cyworldnya. Mencemarkan nama baik! Dan katanya belum mendapat persetujuan Kyu…”

Hyojung cepat-cepat menyerahkan kertas itu kembali. “Aku tidak ingin tahu.” Hyojung berjalan cepat meninggalkan sahabatnya yang melongo dan terus memanggil namanya. Hal pertama yang terlintas di benaknya adalah Perpustakaan dan lee jong Suk. Dulu, di saat-saat sepi mencekam seperti inilah, Hyojung selalu menghabiskan waktunya di Perpustakaan dan biasanya, Jongsuk sahabatnya, juga akan berada di tempat yang sama. Kali ini, siapa yang akan menjadi tempat pelampiasannya?

Hyojung berusaha memusatkan perhatiannya penuh pada buku tebal yang terbuka di hadapannya. Namun sia-sia. Tatapannya kosong, dan imajinasinya berkembang. Tanpa ia sadari, ia meneteskan air mata. Cepat-cepat Hyojung menghapus air matanya dengan punggung tangannya. Tapi air mata yang lain tidak ingin kalah, dan mereka jatuh dengan cepat. Hyojung menggigit bibirnya untuk menghindari kemungkinan bahwa mulutnya akan membuat suatu kebisingan. Mata hitam Kyuhyun menatap gadis itu dibalik sebuah rak dengan tatapan sedih, nyaris putus asa.

Hyojung kehilangan selera makannya meski hari itu kantin menyediakan makanan kesukaannya. Sungmin yang kebetulan lewat duduk bersebelahan dengannya. Ia melihat Hyojung dengan tatapan prihatin.
“Hyojung-ssi. Bagaimana keadaanmu?” Sungmin membuka mulut.

“Tidak begitu buruk, Hyeong. Terima kasih banyak.”

“Kau terlihat pucat. Dan… kenapa kau hanya mengaduk makananmu? Lihatlah, sepertinya makananmu sudah dingin. Ingin kuambilkan yang baru?”

“Tidak, terima kasih.”

Sungmin menyuap sesendok nasi ke dalam mulutnya, mengunyahnya sebentar dan membiarkan mulutnya dalam keadaan kosong. “Aku tahu sesuatu. Dan kupikir kau perlu tahu ini.”

Hyojung sudah menduga ini mengenai Kyuhyun. Jika diperbolehkan, ia ingin menutup telinganya dan berlari.

“Yeoni… yang dikabarkan dengan Kyuhyun… Dia wanita yang sangat licik. Aku sempat mengenalnya. Dan itulah yang membuatku yakin, Kyuhyun masuk ke dalam perangkapnya.” Sungmin terdiam sesaat, kemudian melanjutkan. “Tapi aku tak menyangka, bahwa anak itu cukup bodoh untuk terjebak. Aku mewakilinya meminta maaf padamu.”

Hyojung tersenyum tipis dan menutup matanya. “Tidak apa-apa. Terima kasih.” Setelah itu Hyojung melanjutkan mengaduk-aduk makanannya.




^*^*^*^*^*










Hyojung menghirup udara segar pagi favoritnya. Tapi kali ini baunya sedikit berbeda karena sudah memasuki musim dingin, udaranya tidak lagi sejuk, melainkan dingin. Tapi bagaimanapun, Hyojung mengharapkan sesuatu dari udara dingin ini. Semoga sentuhan dingin ini dapat membekukan hatinya yang begitu terluka. Hyojung menggerakkan badannya, ia berniat jogging pagi ini. Belum lama Hyojung menggerakkan tubuh, ia mendengar suara anak kecil menangis dan suara orang dewasa sebagai latarnya. Suara itu terdengar tidak jauh. Dan pada akhirnya ia tahu, itu suara anak tetangganya.

“Omma harus pergi, ada acara. Chaerin, di rumah saja, ya?”

“Aku tidak mau Omma,” rengek anak itu.

“Chaerin, mengertilah Omma. Omma sedang sangat sibuk. Dititipkan tidak mau. Maunya bagaimana?”

Sambil menggeleng, Chaerin melihat Hyojung yang sedang melambai dan tersenyum kearahnya.
“Sama kakak itu,” kata Chaerin sambil menunjuk Hyojung. Ibunya menoleh dan ikut tersenyum. “Jangan buat orang lain kesulitan hanya karena dirimu, Chaerin~ya…”

“Aku maunya sama Hyojung Onni!” rengek Chaerin sambil menarik-narik rok Ibunya.

“Chaerin…”

“Permisi?” sapa Hyojung. “Ada yang bisa saya bantu?”

“Aduh, bagaimana ya mengatakannya? Saya ada dinas pagi ini. Saya berniat menitipkan Chaerin, tapi anak ini tidak mau. Ah…” Ibu muda itu mendesah. “Dia ingin bersamamu, Nak Hyojung. Saya hanya merasa tidak enak…”

Sekali lagi, Chaerin merengek. Hyojung tersenyum lebar melihat tingkah lucu Chaerin.

“Tidak apa-apa. Saya tidak ada pekerjaan hari ini. Mungkin saya bisa membantu menjaga Chaerin,” kata Hyojung dan tertawa kecil ketika Chaerin menunjukkan sikap manjanya. Kurang lebih, itulah asal-usul Hyojung menjadi pengasuh hari itu. Sebenarnya Chaerin anak yang mudah diatur dan gampang makan. Tapi permintaannya macam-macam. Siang ini anak itu minta berkeliling kebun binatang. Setelah itu jalan-jalan ke Mall. Dan sekarang, meski sudah malam, anak itu minta diajak jalan-jalan ke Seoul Tower.


“Apa?” mata Hyojung membesar. “Chaerin~ya, apa kau tidak lelah? Kita sudah seharian berjalan-jalan mengelilingi kota Seoul…” Namun rupanya anak itu keras kepala. Ia menggelengkan kepalanya dan menarik-narik tangan Hyojung. Belum lagi tampang *imut memelas* khas anak-anak yang membuat Hyojung menyerah.
Anak ini seperti orang dewasa saja. Nongkrong di Seoul Tower, pikir Hyojung.












^*^*^*^*^*














Hyojung menggandeng tangan anak kecil yang sejak tadi pagi tidak kelelahan untuk menyudahi senyum cerianya yang lebar. Anak itu selalu tersenyum lebar dan menyipitkan matanya ke arah Hyojung. Hyojung hanya dapat membalasnya dengan senyuman manis.

Tiba-tiba Chaerin melepaskan genggaman Hyojung dan berlari. Spontan, Hyojung memanggil namanya dan ikut berlari. Memang tempat tujuan anak itu tidak begitu jauh. Tapi itu membuat Hyojung khawatir, takut-takut anak itu menghilang. Chaerin berlari menuju sebuah tempat duduk dan anak itu duduk di sebelah orang dewasa yang sedang memangku sebuah laptop. Orang itu sepertinya sedang sibuk dengan kegiatannya. Chaerin memandangi layar laptopnya dengan penuh minat. Hyojung baru saja mendekati anak itu ketika sorot matanya menangkap wajah yang jelas tak asing baginya. Seluruh otot dan sarafnya terasa membeku. Mulut yang tadinya akan digunakan untuk mengeluarkan sejurus rayuan untuk membawa Chaerin pulang tidak dapat membuka. Tubuhnya begitu kaku dan mati rasa.

“Aarrgghhh!!” seru orang itu keras.

“Yah,… Oppa kalah…” ujar Chaerin. Orang itu tersentak kaget. Rupanya ia juga tidak menyadari kehadiran seorang anak kecil yang begitu memperhatikan layar laptopnya juga.

“Wah, manis sekali anak ini. Siapa namamu?” kata Kyuhyun sambil mengacak rambut Chaerin pelan.


“Chaerin. Nama Oppa siapa?”

“Kyuhyun. Chaerin… Nama yang bagus. Senang berkenalan denganmu.” Kyuhyun mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis. Anak itu pun meniru apa yang dilakukan Kyuhyun. Kyuhyun mengusap-usap kedua tangannya yang terasa dingin dan pada saat itulah, ia menyadari ada orang lain dekat mereka selain mereka. Diselimuti rasa tegang juga kaget, tatapan Kyuhyun dan Hyojung bertemu selama beberapa detik. Sadar saling menatap, Hyojung segera mengalihkan pandangannya.

“Hyojung~ah…”

“Eonni, duduklah di sini!” anak itu menunjuk tempat duduk di sebelah kirinya yang kosong. Anak itu tentu tak tahu apa pun. Dengan polosnya ia tersenyum dan mengajak Hyojung duduk di sebelahnya. Pasrah, Hyojung melakukannya.

Hyojung berpura-pura ceria dengan terus tersenyum pada Chaerin. Dengan sekuat tenaga, ia berusaha menyembunyikan hatinya yang terluka. Ia tidak ingin merusak kebahagiaan anak itu hanya karena masalah pribadinya yang berkaitan dengan pemuda di sebelah Chaerin.

“Eonni, aku ingin balon seperti itu.” Chaerin menunjuk anak laki-laki yang kira-kira sebaya dengannya membawa balon berwarna biru. “Baiklah, aku akan membelikannya untukmu,” ujar Hyojung, berdiri. Kyuhyun memegang pergelangan tangan Hyojung sebelum gadis itu pergi. “Biar aku yang membelinya.”

Kyuhyun kembali dengan sebuah balon berwarna merah muda. Jari manis dan kelingkingnya melilit tali balon, sedangkan jari telunjuk dan jempolnya memegang sebuah gelas berisi kopi hangat. Tangannya yang lain juga memegang gelas yang sama. Kyuhyun membalas senyum penuh kebahagiaan Chaerin.

“Ini untukmu,” kata Kyuhyun sembari menyerahkan balon itu pada Chaerin. “Dan ini untukmu, Sayang.” Kyuhyun mengecilkan suaranya pada kata terakhir. Meski merasa kikuk, Kyuhyun berusaha beradaptasi dan mencairkan suasana.

“Terima kasih,” kata Hyojung singkat.

“Lalu untukku mana?” Chaerin menyodorkan telapak tangannya, meminta bagiannya.

“Ini kan kopi. Anak kecil belum boleh minum kopi. Tidak baik.” Kyuhyun menjelaskannya sambil tersenyum. Chaerin merengek kemudian mulai menangis. Kyuhyun membulatkan matanya. Ini pertama kali untuknya, membuat seorang anak kecil menangis. Seharusnya ia kan sadar, ia paling tidak bisa mengurus anak. Dia malah membuat onar -_-

Kyuhyun menggendong Chaeri dan menggoyangkannya perlahan. Tapi anak itu tak berhenti menangis. “Cup… cup… Hyojung, bagaimana ini?” Hyojung menghela nafas. Tapi kemudian ia tertawa. “Kau begitu lucu, Cho Kyuhyun.” Meski bingung, tapi Kyuhyun merasa senang. Kini gadis pujaannya itu memanggil namanya, bukan dengan sebutan ‘Tuan Cho’.

“Umm, bagaimana cara menenangkan Chaerin?”

Hyojung hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum. Kyuhyun menggembungkan pipinya. Tiba-tiba Chaerin berhenti menangis! Dengan catatan dia lebih memilih memainkan pipi Kyuhyun. Mencubitnya, mengempiskan pipi Kyuhyun dan lain-lain. Lucunya, gadis itu terlihat ceria kembali.

“Aku berhasil!” Kyuhyun tertawa senang. Hyojung ikut tertawa. Rasa sakit yang pernah dirasakannya benar-benar sirna saat itu. Yang dapat ia ingat hanya saat-saat bahagia bersama Cho Kyuhyun. Kyuhyun melebarkan sebelah tangannya yang menganggur, dan ia mendekap hyojung bersama dengan Chaerin. “Kita seperti keluarga bahagia.”

Hyojung mengangkat alis dan menatap kyuhyun. Pandangan mereka bertemu. Niat awal, Kyuhyun ingin mencium kekasihnya itu. Tapi Hyojung buru-buru menempelkan jari telunjuknya dibibir Kyuhyun. “Awas, ada anak kecil,” kata Hyojung sambil tertawa kecil. Kyuhyun ikut tertawa melihat wajah ceria kekasihnya itu. Kyuhyun mendekatkan bibirnya ke telinga Chaerin. Kyuhyun membisikkan sesuatu. Setelah beberapa saat, anak itu mengangguk. Hyojung mengamati mereka dengan pandangan bingung. Mereka seperti ayah dan anak, batin Hyojung.

Kyuhyun menurunkan Chaerin. Dan dengan cepat, anak itu memunggungi mereka. Kyuhyun menggenggam tangan Hyojung. Hyojung memandang Kyuhyun dengan tatapan heran. Dengan sekali sentakan, Kyuhyun menarik Hyojung ke dalam pelukannya. Kyuhyun memeluk Hyojung sangat erat. Sebagai jaminan gadis itu tidak akan melepaskan diri. Hyojung dapat merasakan kehangatan yang dulu sering dirasakannya. Ia juga dapat merasakan aroma favoritnya dari pemuda itu dan alunan detak jantungnya. Pelukan Kyuhyun selalu memberikan sensasi yang berbeda dan Hyojung tak pernah merasa bosan akan hal itu.

Begitu pula dengan Kyuhyun. Ia dapat merasakan detak jantung Hyojung yang memburu. Apakah gadis ini sedang gugup? Pikir Kyuhyun. Perlahan, Kyuhyun dapat merasakan sesuatu melingkari tubuhnya dan menyentuh punggungnya. Hyojung membalas pelukannya! Apakah ini mimpi? Tapi Kyuhyun benar-benar dapat merasakannya. Ini yang dia tunggu selama hampir setengah bulan ini. Kyuhyun semakin mengeratkan pelukannya dan mengecup kening Hyojung lembut. Kyuhyun bisa merasakan gadis itu menggerakkan tubuhnya pelan. “Jagiya, aku mencintaimu. Saranghaeyo~” ucap Kyuhyun pelan. Hyojung terdiam. Tapi kemudian ia membenamkan kepalanya di dada Kyuhyun. Kyuhyun benar-benar merasa lega setelahnya. Menikmati alunan detak jantung kekasihnya, Hyojung sungguh merasa sangat bahagia.

Chaerin membalikkan tubuhnya. “Omma, Appa, kalian lama sekali.”

Cepat-cepat, Kyuhyun dan Hyojung melepaskan interaksi mereka.

“Apa katamu, gadis manis?” Kyuhyun berlutut dan mencubit pipi Chaerin dengan gemas. “Chaerin ini memanggilku Appa? Ah, Chaerin… anak Papa yang manis!” kata Kyuhyun sambil menggendong Chaerin lagi. Hyojung merasa panas dan pipinya mulai memerah.

“Wah, pipimu terlihat seperti tomat! Bukankah begitu, Chaerin?” tanya Kyuhyun sambil menunjuk pipi Hyojung. Hyojung menutup kedua pipinya dengan telapak tangannya sementara Kyuhyun dan Chaerin tertawa puas.

“Anak ini sudah tertidur,” kata Kyuhyun yang menggendong Chaerin ketika mereka berjalan pulang. Hyojung tersenyum lebar. “Hyojung~ya…” panggil kyuhyun. Hyojung bergumam. “Aku merasa menjadi Ayah hari ini. Ini semua berkatmu. Terima kasih.” Hyojung menyembunyikan senyumnya. “Tersenyumlah, aku ingin melihatnya,” ujar Kyuhyun. Sejak saat itu, Hyojung selalu terang-terangan tersenyum atau pun tertawa di hadapan kekasihnya.

Beruntung, saat itu, Ibu Chaerin sudah di rumah. Wanita itu mengucapkan banyak terima kasih. Dan kelihatannya, ia kagum pada Kyuhyun. #Wis nduwe bojo koh! Kekeke

“Hyojung~ya,” kata Kyuhyun. “Aku tidak ingin membiarkanmu pergi. Masalah rumor itu, aku terjebak, sungguh! Dan aku tidak tahu apa pun.”

“Aku sudah tahu, Kyuhyun~ah…”

Kyuhyun membuka mulutnya, “kau tahu kan, aku hanya mencintai Park Hyojung.”

“Ya, aku tahu,” kata Hyojung sambil tersenyum manis. Hyojung memeluk kekasihnya erat. Kyuhyun mengelus rambut Hyojung. Hyojung mencium pipi Kyuhyun lembut. Namun kyuhyun menoleh, sehingga ciuman itu akhirnya berpindah tempat. Kyuhyun mencium bibir hyojung dengan lembut dan dalam. Sebelah tangannya memeluk Hyojung dan tangannya yang lain mengelus rambut Hyojung. Kini ia agak membatasi keagresifannya. Ia berusaha memberikan ciuman penuh arti yang nyaman. Dan sepertinya, kali ini Kyuhyun sukses melakukannya. Hyojung membalas ciuman itu dengan lembut. Dan, mereka berdua sama-sama menikmati sensasi ciuman mereka sendiri.

“Selamat tinggal!” ujar Hyojung sesaat setelah mereka selesai berciuman. Gadis itu segera berlari ke dalam rumahnya, menahan rasa malu. Kyuhyun tersenyum dan melambaikan tangannya ketika gadis itu pergi.








to be continued~~