Selasa, 10 Januari 2012

Raining Love Chapter 6 (Second Series)


First Series => My Stupid Sweet Prince
Casts :
*    Park Hyo Jung
*    Cho Kyuhyun
*    Lee Jong Suk
*    Lee Sungmin
*    Kim Yoo Jin
*    Kyuhyun’s Omma
Length : Chapter/Episode
Genre : Friendship, Romantic
Story :
                “Turunkan aku..” Hyo Jung berkata lemah. “Kyuhyun-ah, turunkan aku.”
            “Kondisimu lemah, kau tidak dapat berjalan,” ujar Kyuhyun, tidak peduli.
            “He keras kepala, turunkan aku!!!” Kyuhyun tetap berjalan sambil menggendong Hyo Jung, meski berpuluh-puluh pukulan gadis itu lontarkan to Kyuhyun.
            “Baiklah! Ditolong tidak mau!” Dengan kesal Kyuhyun menjatuhkan Hyo Jung dan pergi tanpa mempedulikan anak itu.
            “Aawww! Yaaa!!!!! Kyuhyun-ah!!!!! Mau ke mana kau?!!!” Hyo Jung berteriak sekeras-keras mengalahkan bunyi ombak dan angin kencang. Merasa tidak ditanggap, Hyo Jung berdiri dan mulai berjalan. Tapi baru berjalan 2 langkah, ia terjatuh. But, bukan Hyo Jung namanya kalau mudah menyerah #wew~. Gadis itu berusaha lagi dan lagi, tapi hasilnya tetap sama. Ia tidak dapat berjalan. Ketika Hyo Jung berjalan Kyuhyun menangkas kaki Hyo Jung dengan badan Hyo jung bertumpu ditangannya. Saat itu juga Kyuhyun membawanya berlari. Hal itu sukses membuat Hyo Jung terdiam.
            Kini mereka sudah berada dalam sebuah taksi putih (di mobil bagian belakang, bukan bagasi**) yang sebenarnya si pengemudi sudah mau pulang, malah dicegat Kyu. Botherer Kyu…
            “Bagaimana kau bisa berada di sana, hah? Jika tak ada seseorang yang tidak menyadari kehadiranmu, kau tak akan selamat,” Kyuhyun berceramah layaknya seorang ibu.
            Hyo Jung tersenyum, “kalau begitu, kuucapkan terima kasih untukmu.”
            “Hanya itu? Yah itu lebih baik dari pada tidak sam sekali. Aku baru tahu kalau kau ternyata cukup baik, padahal kau itu kan…” Kyuhyun menghentikan perkataannya. Kepala Hyo Jung bersandar di bahunya dengan mata terpejam. “gadis manis yang membuatku khawatir…”
           
**********

Kim Yoo Jin menyambut Kyuhyun beserta bebannya (maksud : beban bawaan) dengan raut wajah khawatir. Hyo Jung sudah tertidur pulas sejak di taksi tadi. Wajahnya begitu pucat. Kelihatannya anak itu sakit. Meski sudah malam, Kyuhyun tidak berniat untuk kembali ke kamarnya. Ia menuangkan air hangat ke dalam baskom dengan sebuah kain mengambang di atasnya. Dengan cekatan, Kyuhyun mengompres Hyo Jung. Sebagai rasa terima kasih dan hormat, Yoo Jin memberikan privasi untuk mereka. Ia menyerahkan Hyo Jung sepenuhnya untuk Kyuhyun rawat, meninggalkan mereka dalam kamar ;)
Wow,… Kyuhyun membelalakkan matanya. Panas sekali. Tubuhnya panas sekali. Kyuhyun baru menyadari bahwa sedari tadi, tubuh Hyo Jung menggigil. Kyuhyun menolehkan kepalanya ke sana kemari, mencari sesuatu. Dikarenakan benda yang ia cari tidak ditemukan (obat turun panas), Kyuhyun hanya menaikkan selimut Hyo Jung sampai sebatas dagunya.
“Pity girl,” gumam Kyuhyun. Kyuhyun mendekat dan duduk di pinggir tempat tidur Hyo Jung. Tangannya merayap mendekati tangan Hyo Jung. Setelah ragu beberapa saat, Kyuhyun menggenggam tangan gadis itu erat-erat.
“Kau  gadis aneh… aku belum pernah bertemu seseorang sepertimu. Menyebalkan sekali. Tapi sepertinya patut untuk kusyukuri…”
Hyo Jung membuka matanya. Ia berusaha untuk duduk dan menghembuskan nafas dalam-dalam. Dilihatnya ranjang Yoo Jin yang rapi, pertanda tak ditempati. Baru ketika Hyo Jung akan berdiri untuk mengambil segelas air, dilihatnya Kyuhyun sedang tidur dengan kepala berada di atas tangannya yang bertumpu di pinggir tempat tidur Hyo Jung. Hyo Jung memandangnya selama beberapa detik. Tangannya bergerak, menyentuh pundak Kyuhyun dan menggoncak tubuh pemuda itu perlahan. “Kyuhyun-ah… Kyuhyun-ah…” Kyuhyun hanya menggumam. Namun sedetik kemudian ia sudah berdiri tegak dengan mata terbuka lebar #mungkin baru sadar yg manggil it Hyo Jung…
“Hyojung-ah!” Kyuhyun nyaris berteriak. Spontan, punggung tangannya menyentuh dahi Hyo Jung, kemudian Kyuhyun menghembuskan nafas lega.
“Apa kau baik-baik saja? Apa kau merasa sakit? Dibagian tubuh mana?” Tangan Kyuhyun kini turun ke pipi Hyo Jung. Hyo Jung tentu merasa aneh juga terkejut karena diperlakukan begitu -_-
“Oh, Eum, aku baik-baik saja, terima kasih.” Bibir Hyo Jung bergerak saat mengucapkan kalimat itu. Ia gugup. Kyuhyun tersenyum kemudian beranjak pergi.

**********

Kyuhyun sedang bersama Hyongnya, Eunhyuk sedang mengamati daun-daun berguguran ketika Hyo Jung datang menyapa mereka.”Selamat sore.” Kedua pemuda itu menoleh segera setelah getaran lontaran sapaan itu menyentuh gendang telinga mereka. Lee Hyuk Jae, atau yang dikenal sebagai Eunhyuk itu tersenyum dan membalas sapaan Hyo jung, “Hai. Selamat sore.” Beralih ke pemuda yang kita abaikan, pandangan mata Kyuhyun tak lepas dari pendatang itu. Kyuhyun melihat sesuatu, pandangan yang belum pernah ia lihat, apalagi ia terima sejak pertama kali bertemu Hyojung. Kyuhyun jelas merasa aneh, curiga dan… cemburu.
Hyojung maju beberapa langkah untuk lebih dekat dengan mereka. “Udara sedang dingin, untuk apa kalian kemari?”
“Ingin melihat-lihat,” jawab Kyuhyun singkat.
“Ya begitulah. Aku sendiri senang mengamati daun-daun yang jatuh dari asal mereka. Um, bau angin musim gugur juga berbeda. Temperaturenya juga cukup dingin. Aku menyukainya karena tidak terlalu dingin,” jawab Eunhyuk panjang lebar sambil tersenyum.
“Begitukah? Tapi, aku pikir juga begitu. Udara musim gugur dingin, tetapi tidak membuat kulit jadi terlalu kering seperti saat musim salju.” Hyojung memandang Eunhyuk.
“Kau pasti begitu memperhatikan kulitmu,” ucap Eunhyuk, yang kemudian juga memandang Hyojung.
“Bisa dikatakan begitu…” ucap Hyojung.
Eunhyuk tertawa kecil. ”Aku juga memiliki alasan yang sama denganmu.”
“Kalian sepertinya akrab sekali,” sela Kyuhyun sambil berpura-pura melihat jam tangannya. “Maaf aku harus pergi. Aku ada janji.”
Hyojung tersenyum sambil melihat kepergian Kyuhyun.

**********

Kyuhyun masuk ke apartemennya dan membanting pintu keras-keras. Sungmin dan Donghae yang sedari tadi sibuk dengan alat musik mereka menoleh.
“Yaa, Kyuhyun-ah! Tidak sopan sekali dirimu!” Sungmin mulai mengomel dengan gayanya bak seorang Ibu #Oops
“Kyuhyun-ah, ada apa?” Donghae memperlihatkan sisi kedewasaannya dengan berusaha bersabar.
“Tidak apa-apa.” Kyuhyun berpaling dari hadapan mereka dan masuk ke dalam kamarnya.
“Sepertinya ia bermasalah,” ujar Donghae.
Di dalam kamar, Kyuhyun menghampaskan dirinya ke kasur empuk yang menjadi miliknya saat itu. Ia mengucek matanya dan mengacak-acak rambutnya. “Aishh, ada apa dengan diriku sebenarnya?” Kyuhyun membolak-balikkan tubuhnya. Anak itu tidak bisa tenang.
“Memang apa urusannya mereka? Hyojung menyukai Eunhyuk? Silahkan! Lalu, apa hubungannya denganku?”
Kyuhyun tidak bisa mengungkiri bahwa ia merasa terusik.

**********

Kyuhyun memandang pantulan cahaya di permukaan air kolam renang yang tenang. Hatinya masih saja gelisah. Kelihatannya membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk menghapusnya. Baru saja Kyuhyun hendak pergi ketika ia melihat Hyojung berjalan menunduk di sekitar tempat itu. Kyuhyun mengurungkan niatnya.
Beberapa menit kemudian, mereka sudah duduk bersebelahan. Kyuhyun melipat tangannya. “Kau tidak belajar?” Hyojung membuka pembicaraan.
“Sudah,” jawab Kyuhyun singkat.
Hyojung hanya menganggukkan kepalanya.
“Bagaimana pertemuanmu dengan Eunhyuk?”
“Pertemuan yang menyenangkan. Sifatnya begitu menarik. Dia juga baik hati. Rupanya ia belum berubah.”
“Oh, begitu.” Seakan terdapat hewan asing yang mengamuk dalam diri Kyuhyun, amarahnya begitu dahsyat.
“Eunhyuk Oppa, itu siapamu?”
Mulut Hyojung yang menyebut Eunhyuk sebagai Oppa, membuat amarah Kyuhyun hampir mencapai ubun-ubun.
“Jabatannya sama dengan Sungmin Hyong. Kau memanggilnya Oppa? Kau berpacaran dengannya?”
Hyojung menggeleng. “Tidak. Dia teman kakakku. Eunhyuk Oppa sering datang ke rumah dulu dan bermain dengan kakakku. Aku sempat akrab dengannya dan dia pernah mengajariku menari.”
“Jadi begitu…” Temperature hati Kyuhyun mulai mendingin. “Hyojung-ssi, bolehkah aku mengatakan sesuatu?”
“Tentu. Aku tidak pernah melarangmu,” kata Hyojung sambil tersenyum.
Kyuhyun mulai bercerita, “Aku baru saja bertemu dengan seseorang. Dia seorang gadis. Orang itu aneh, tapi menarik…”
“Dan kau menyukainya?” tanya Hyojung.
“Sepertinya begitu. Karena dia orang kedua yang membuat hatiku merasakan panas.”
“Orang pertama pastilah mantan pacarmu?” Hyojung bertanya lagi.
“Kau benar. Dan orang kedua ini, yang perlu kau ketahui, orang ini sangat bodoh,” kata Kyuhyun.
“Tidak kusangka, orang pintar sepertimu menyukai orang bodoh.”
“Bagaimana kau tahu aku pintar?” Kini giliran Kyuhyun yang bertanya.
“Sungmin-Hyong. Dia bercerita banyak padaku,” ucap Hyojung.
“Oh, begitu. Hyong… menguntungkan juga Hyong. Aku pikir, selama ini hanya aku yang membuatnya untung,” kata Kyuhyun. Tak lama Kyuhyun melanjutkan, “Salah satu hal bodoh yang dilakukan gadis ini adalah tidak tepat waktu dan kembali saat malam. Berjalan menyusuri objek wisata pantai, tertinggal dan dia menangis. Hanya menangis! Dia itu bodoh, kenapa tidak mencari bantuan?”
Hyojung menatap Kyuhyun tajam dan berkata dengan cepat, “Aku tidak begitu! Itu kan kecelakaan dan aku tidak pernah bermaksud…” Hyojung menghentikan ucapannya. Ia sadar. Hyojung akan melarikan diri namun dengan cepat Kyuhyun menarik salah satu tangan Hyojung. Kyuhyun mendekap gadis itu erat. Kyuhyun tak memberi kesempatan bagi gadis itu untuk bergerak. Tak lama Kyuhyun mendekatkan wajahnya dan…
“Doo doo doo doo doo doo, kissing you Baby… Doo doo doo doo doo doo doo, loving you Baby−“
Sang pemilik tubuh tak dapat menggerakkan dirinya sesuka hati. Bergerak saja kesulitan, apalagi mencoba berlari!
Kyuhyun memberikan kelonggaran bagi gadis itu saat ia memberikan ciuman dalam pada gadis itu. Dengan tangan tetap dalam keadaan memeluk, Kyuhyun berusaha membuat gadis itu nyaman. Sentuhan bibir Kyuhyun membuat hyojung tak berkutik.
Tak lama Kyuhyun melepaskan semua interaksi dirinya dengan Hyojung. Hyojung memberikan pukulan panas pada salah satu pipi Kyuhyun dengan telapak tangannya dan kemudian berlari meninggalkan orang itu. Sekilas, Kyuhyun dapat melihat mata ukuran sedang itu berkaca-kaca.
Dalam kamarnya, Hyojung menangis sambil meringkuk di bawah selimutnya. Hal ini benar-benar mengguncang hatinya. Ia tidak ingin menyimpulkan bahwa ia menyukai Kyuhyun. Ia tidak mungkin mengkhianati Hyun Bin…

**********

Hari-hari berikutnya, bahkan setelah mereka kembali ke Seoul, sebisa mungkin Hyojung menghindari Kyuhyun. Ia tidak menginginkan sesuatu terjadi, pembalikkan perasaan. Ia tidak ingin dicap sebagai pasangan yang tidak setia.  Sedangkan Kyuhyun hanya terdiam mengetahui bahwa reaksi Hyojung tidaklah baik.
Jong Suk mulai curiga dengan menurunnya nafsu makan Hyojung. Hyojung tak pernah datang ke kantin selama beberapa hari terakhir. Gadis itu juga selalu terlihat lemas dan tak bersemangat. Bahkan hal tersebut sempat menarik perhatian para Dosen. Namun ia berusaha untuk tidak mengganggu. Di samping itu, Jong Suk harus memutar otak untuk menolak perintah orang tuanya untuk pindah ke Amerika.
Hyojung masuk ke ruangan seorang Dosen yang memiliki janji dengannya. Sebelum ia mengetuk pintu, seseorang membuka pintu itu dari dalam. Hyojung bergidik. Cho Kyuhyun, orang yang membuka pintu dan berdiri di hadapannya sekarang. Hyojung hanya menunduk sementara Kyuhyun berjalan melewatinya…

**********

Hyojung menyibukkan diri seharian penuh untuk mengerjakan apa pun yang bisa dikerjakannya. Membaca buku, mengerjakan soal-soal, mendengarkan music, ia akan melakukan apa pun untuk menghapus memori yang melekat dalam ingatannya itu. Hyojung baru saja akan pergi ketika Yoo Jin berlari-lari menghampirinya.
“Hyojung-ah, emergency~!!!” teriak Yoo Jin. Sontak, Hyojung ikut berlari menghampiri sahabatnya itu.
“Yoo Jin-ah, ada…?”

**********

Langkah berat menemaninya sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Tubuhnya terasa begitu kaku ketika tatapan matanya menembus kaca bening salah satu kamar rumah sakit. Kamar itu cukup besar, dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Pastilah kamar itu tidak dibayar murah. Dinding kamar bernuansa kalem, kamar itu tertata rapi meski terdapat beberapa alat kesehatan di situ. Dan di sana, seorang pasien terbaring dengan mata terpejam. Beberapa selang dihubungkan dengan tubuhnya. Seorang wanita berumur sedang menunggu pasien itu di sana. Pastilah beliau adalah ibu dari pasien tersebut. Meski ragu dan terasa berat, Hyojung membuka pintu kamar itu perlahan. Wanita itu terbangun saat Hyojung mulai membuka pintu. Senyum mengembang terpancar dari wajah perhatiannya. Hyojung langsung dapat menyimpulkan bahwa wanita itu adalah seorang Ibu yang baik.
“Permisi. Maaf, saya mengganggu,” kata Hyojung dengan sopan, tak lupa ia memberikan penghormatan dengan bungkukan badan.


“Silahkan masuk,” wanita itu menyapanya ramah. Hyojung terdiam ketika memperhatikan selang infuse ditangan sang pasien. Rasanya menusuk hati, tapi Hyojung tak ingin mengakui bahwa ia merasakan perasaan itu sekarang. Ia ingin memungkirinya.
“Bagaimana keadaan Kyuhyun, Tante? Apakah sudah menunjukkan kemajuan?” Hyojung mulai mengajak bicara Ibu pasien yang ternyata adalah Ibu Kyuhyun.
“Belum… Jujur saja, aku sangat tertekan mendengar berita kecelakaannya 2 hari lalu. Aku tidak mengira ini akan terjadi pada anakku, Kyuhyun…” Ibu itu berkata lirih sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Hyo Jung berusaha menenangkannya dengan menepuk pelan punggung sang Ibu. Kemudian Ibu itu duduk tegak dan berkata, “terima kasih. Kau seorang anak yang baik.”
Kurang lebih, 10 menit mereka bercakap-cakap. Mereka memiliki penilaian istimewa terhadap masing-masing lawan bicara dari pembicaraan singkat itu. Kyuhyun Omma (Ibu) menilai Hyo Jung adalah anak yang pandai. Setiap topik yang dibicarakan, Hyo Jung selalu menjawabnya dengan pemikiran-pemikiran yang masuk akal dan jenius. Cara bicaranya sopan, ramah, wajahnya manis. Dengan cepat, Omma Kyuhyun menyukai gadis itu.
Lain halnya dengan Hyo Jung. Hyo Jung berpendapat bahwa Kyuhyun’s Omma adalah seorang Ibu yang sangat baik. Perhatian, sabar, baik hati, juga ramah. Selain itu, Hyo jung bisa menebak, pastilah Ibu Kyuhyun adalah seorang yang terpelajar, terlihat dari cara beliau mengambil keputusan, cara beliau berpikir, bersikap, juga berbicara. Kesimpulan, mereka saling menyukai. (^o^)
Sekitar 15 menit kemudian sejak pertemuan pertama, untuk pertama kalinya setelah tiga hari (hari ini dihitung semenjak hari kecelakaan) Kyuhyun menggerakkan mulutnya dan berbicara, “Omma…” Sontak, Omma Kyuhyun berdiri dan memegang wajah putranya itu. “Kyuhyun-ah, kau sudah sadar?” Hyo Jung dapat melihat mata Ibu Kyuhyun bersinar-sinar saking bahagianya.
“Omma…”
Omma Kyuhyun semakin bahagia dan tersenyum lebar mendapati anaknya sudah siuman. “Kyuhyun-ah, aku bahagia sekali…”
“Omma…” Kyuhyun berkata sambil tersenyum. “Pulanglah. Omma sudah menungguku terus di sini. Aku khawatir, Omma akan sakit. Pulanglah, gadis ini akan menjagaku.”
Hyo Jung membelalakan matanya. Apa?  Ujar Hyo Jung dalam hati.
“Tidak… gadis ini sudah terlalu baik mau menjengukmu. Bagaimana bisa Ibumu membebaninya?” kata Omma Kyuhyun.
“Jangan Omma. Lihatlah, kulitmu sudah pucat dan mengering. Pulanglah. Aku mengenal gadis ini dengan baik, Omma. Dia akan menjagaku. Percayalah padaku.” Kyuhyun bersikeras.
Setelah melalui perdebatan panjang, Ibu Kyuhyun pun menyerah. Kyuhyun meminta Ibunya untuk beristirahat dan makan banyak. Juga jangan memanggil Ayahnya agar Ayahnya tidak bernasib seperti Ibunya. Ditambah dengan embel-embel, “gadis ini akan menjagaku”.
Setelah Ibu Kyuhyun mengecup kening putranya dengan ucapan selamat tinggal, Hyo Jung menatap Kyuhyun dengan tatapan dingin. “Yaaaa kauuuu!!!!!!!!!!” baru saja Hyo Jung akan memukul Kyuhyun, cepat-cepat ia mengurungkan niatnya. Kyuhyun memandangnya dengan tatapan jijik, tapi kemudian ia tertawa. “Bawa aku jalan-jalan gadis jelek.”
“Apa katamu?!” Hyo Jung mengatakannya dengan suara tinggi.
“Wow, kelihatannya kau cukup berbakat,” kata Kyuhyun sambil menggesek-gesekkan kedua tengannya. Hyo jung menghela nafas. “Aku tadi terbangun karena mendengar suara berisikmu itu. Juga suara Ibuku yang berwibawa.”
“Jadi kau ingin mengatakan aku ini pengganggu? Baiklah. Aku salah besar sudah menjengukmu!” Hyo jung menggembungkan pipinya karena kesal dan nyaris pergi, tapi Kyuhyun memegang tangannya.
Hyo Jung mendorong kursi roda Kyuhyun dengan keterpaksaan dan tanpa tenaga. Mau tak mau, Kyuhyun harus menegurnya. “Hei, cepatlah sedikit!”
“Badanmu itu berat sekali,” kata Hyo Jung cuek.
“Aku itu termasuk kurus tau.”
“Tapi berat badanmu kan lebih dari pada aku.”
“Ya jelas, kamu kan perempuan!”
“Haish. Kyuhyun, berisik sekali kau!”
Akhirnya mereka duduk di banguk taman rumah sakit. Muka Hyo Jung terlihat kusut, sedangkan Kyuhyun tertawa puas. Perlahan, Kyuhyun mengangkat tangannya dan mengelus pipi Hyo Jung. “Jangan cemberut,” ujarnya. Pipi Hyo Jung memerah karenanya. “Wow, pipimu seperti tomat. Aku suka melihatnya,” kata Kyuhyun, tertawa. Hyo jung jadi merasa tidak enak dan memalingkan wajahnya. “Terima kasih kau sudah membangunkanku. Aku tidak tahu berapa lama lagi aku akan tidur jika tidak mendengar suaramu.” Kyuhyun melanjutkan.
“Tadi… sebenarnya kau sudah siuman?” Hyo Jung mulai menatap Kyuhyun.
“Hmm.” Kyuhyun bergumam. “Aku sudah sadar ketika Ibuku tertidur. Tetapi aku merasa ingin terus tidur.”
“Sekarang, bagaimana keadaanmu? Apa yang kau rasakan?” Hyo Jung memandang wajah Kyuhyun yang terlihat sudah lebih baik.
“Sudah jauh lebih baik. Itu bukan kecelakaan parah,” jawabnya.
“Maafkan aku,” kata Hyo Jung. Entah ini karena rasa bersalah, atau karena rasanya yang terpendam, Hyo Jung menyentuh pipi Kyuhyun dengan bibirnya. Dia menciumnya. Setelahnya, dengan cepat Hyo Jung memalingkan wajahnya. Kyuhyun yang jelas terkejut melirik Hyo Jung.
“Kenapa hanya itu?” Kyuhyun mengerutkan dahinya.
“A.. apa?” kata Hyo Jung gelagapan. Ia memandang Kyuhyun, yang ternyata sedang memandangi dirinya juga. Badan Hyo Jung terasa kaku, aliran darahnya bagitu cepat dan detak jantungnya meningkat drastis ketika Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada Hyojung. Perlahan, disentuhnya bibir merah Hyo Jung yang disusul dengan sebuah kecupan lembut. Seperti biasa, salah satu tangannya melingkar pada tubuh Hyo Jung. Semakin lama, Kyuhyun menuangkan seluruh perasaannya lewat kecupan itu. Kecupannya berubah menjadi intens dan agresif. Meski begitu, Hyo jung membalasnya namun dengan lebih lembut dan penuh perasaan.
Setelah beberapa lama, mereka melepaskan diri perlahan dan merasa sangat kaku setelahnya. Hyo Jung memalingkan wajahnya, berharap Kyuhyun tidak melihat pipinya yang menjadi sangat merah, karena malu. Beruntung saat itu masih pagi sekali, sehingga jarang orang berkeliaran melewati tempat itu. Meski terlihat kaku, mereka sama-sama melempar pandangan dan tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar