First Series => My Stupid Sweet Prince
Casts :
Park Hyo Jung
Cho Kyuhyun
Lee Jong Suk
Lee Sungmin
Kim Yoo Jin
Kyuhyun’s Omma
Length :
Chapter/Episode
Genre :
Friendship, Romantic
Story :
“Turunkan
aku..” Hyo Jung berkata lemah. “Kyuhyun-ah, turunkan aku.”
“Kondisimu lemah, kau tidak dapat
berjalan,” ujar Kyuhyun, tidak peduli.
“He keras kepala, turunkan aku!!!”
Kyuhyun tetap berjalan sambil menggendong Hyo Jung, meski berpuluh-puluh
pukulan gadis itu lontarkan to Kyuhyun.
“Baiklah! Ditolong tidak mau!”
Dengan kesal Kyuhyun menjatuhkan Hyo Jung dan pergi tanpa mempedulikan anak
itu.
“Aawww! Yaaa!!!!! Kyuhyun-ah!!!!!
Mau ke mana kau?!!!” Hyo Jung berteriak sekeras-keras mengalahkan bunyi ombak
dan angin kencang. Merasa tidak ditanggap, Hyo Jung berdiri dan mulai berjalan.
Tapi baru berjalan 2 langkah, ia terjatuh. But, bukan Hyo Jung namanya kalau
mudah menyerah #wew~. Gadis itu berusaha lagi dan lagi, tapi hasilnya tetap
sama. Ia tidak dapat berjalan. Ketika Hyo Jung berjalan Kyuhyun menangkas kaki
Hyo Jung dengan badan Hyo jung bertumpu ditangannya. Saat itu juga Kyuhyun
membawanya berlari. Hal itu sukses membuat Hyo Jung terdiam.
Kini mereka sudah berada dalam
sebuah taksi putih (di mobil bagian belakang, bukan bagasi**) yang sebenarnya
si pengemudi sudah mau pulang, malah dicegat Kyu. Botherer Kyu…
“Bagaimana kau bisa berada di sana,
hah? Jika tak ada seseorang yang tidak menyadari kehadiranmu, kau tak akan
selamat,” Kyuhyun berceramah layaknya seorang ibu.
Hyo Jung tersenyum, “kalau begitu,
kuucapkan terima kasih untukmu.”
“Hanya itu? Yah itu lebih baik dari
pada tidak sam sekali. Aku baru tahu kalau kau ternyata cukup baik, padahal kau
itu kan…” Kyuhyun menghentikan perkataannya. Kepala Hyo Jung bersandar di
bahunya dengan mata terpejam. “gadis manis yang membuatku khawatir…”
**********
Kim
Yoo Jin menyambut Kyuhyun beserta bebannya (maksud : beban bawaan) dengan raut
wajah khawatir. Hyo Jung sudah tertidur pulas sejak di taksi tadi. Wajahnya
begitu pucat. Kelihatannya anak itu sakit. Meski sudah malam, Kyuhyun tidak
berniat untuk kembali ke kamarnya. Ia menuangkan air hangat ke dalam baskom
dengan sebuah kain mengambang di atasnya. Dengan cekatan, Kyuhyun mengompres Hyo
Jung. Sebagai rasa terima kasih dan hormat, Yoo Jin memberikan privasi untuk
mereka. Ia menyerahkan Hyo Jung sepenuhnya untuk Kyuhyun rawat, meninggalkan
mereka dalam kamar ;)
Wow,…
Kyuhyun membelalakkan matanya. Panas sekali. Tubuhnya panas sekali. Kyuhyun
baru menyadari bahwa sedari tadi, tubuh Hyo Jung menggigil. Kyuhyun menolehkan
kepalanya ke sana kemari, mencari sesuatu. Dikarenakan benda yang ia cari tidak
ditemukan (obat turun panas), Kyuhyun hanya menaikkan selimut Hyo Jung sampai
sebatas dagunya.
“Pity
girl,” gumam Kyuhyun. Kyuhyun mendekat dan duduk di pinggir tempat tidur Hyo
Jung. Tangannya merayap mendekati tangan Hyo Jung. Setelah ragu beberapa saat,
Kyuhyun menggenggam tangan gadis itu erat-erat.
“Kau gadis aneh… aku belum pernah bertemu seseorang
sepertimu. Menyebalkan sekali. Tapi sepertinya patut untuk kusyukuri…”
Hyo
Jung membuka matanya. Ia berusaha untuk duduk dan menghembuskan nafas
dalam-dalam. Dilihatnya ranjang Yoo Jin yang rapi, pertanda tak ditempati. Baru
ketika Hyo Jung akan berdiri untuk mengambil segelas air, dilihatnya Kyuhyun
sedang tidur dengan kepala berada di atas tangannya yang bertumpu di pinggir
tempat tidur Hyo Jung. Hyo Jung memandangnya selama beberapa detik. Tangannya
bergerak, menyentuh pundak Kyuhyun dan menggoncak tubuh pemuda itu perlahan.
“Kyuhyun-ah… Kyuhyun-ah…” Kyuhyun hanya menggumam. Namun sedetik kemudian ia
sudah berdiri tegak dengan mata terbuka lebar #mungkin baru sadar yg manggil it
Hyo Jung…
“Hyojung-ah!”
Kyuhyun nyaris berteriak. Spontan, punggung tangannya menyentuh dahi Hyo Jung,
kemudian Kyuhyun menghembuskan nafas lega.
“Apa
kau baik-baik saja? Apa kau merasa sakit? Dibagian tubuh mana?” Tangan Kyuhyun
kini turun ke pipi Hyo Jung. Hyo Jung tentu merasa aneh juga terkejut karena
diperlakukan begitu -_-
“Oh,
Eum, aku baik-baik saja, terima kasih.” Bibir Hyo Jung bergerak saat
mengucapkan kalimat itu. Ia gugup. Kyuhyun tersenyum kemudian beranjak pergi.
**********
Kyuhyun
sedang bersama Hyongnya, Eunhyuk sedang mengamati daun-daun berguguran ketika
Hyo Jung datang menyapa mereka.”Selamat sore.” Kedua pemuda itu menoleh segera
setelah getaran lontaran sapaan itu menyentuh gendang telinga mereka. Lee Hyuk
Jae, atau yang dikenal sebagai Eunhyuk itu tersenyum dan membalas sapaan Hyo
jung, “Hai. Selamat sore.” Beralih ke pemuda yang kita abaikan, pandangan mata
Kyuhyun tak lepas dari pendatang itu. Kyuhyun melihat sesuatu, pandangan yang
belum pernah ia lihat, apalagi ia terima sejak pertama kali bertemu Hyojung.
Kyuhyun jelas merasa aneh, curiga dan… cemburu.
Hyojung
maju beberapa langkah untuk lebih dekat dengan mereka. “Udara sedang dingin,
untuk apa kalian kemari?”
“Ingin
melihat-lihat,” jawab Kyuhyun singkat.
“Ya
begitulah. Aku sendiri senang mengamati daun-daun yang jatuh dari asal mereka. Um,
bau angin musim gugur juga berbeda. Temperaturenya juga cukup dingin. Aku
menyukainya karena tidak terlalu dingin,” jawab Eunhyuk panjang lebar sambil
tersenyum.
“Begitukah?
Tapi, aku pikir juga begitu. Udara musim gugur dingin, tetapi tidak membuat
kulit jadi terlalu kering seperti saat musim salju.” Hyojung memandang Eunhyuk.
“Kau
pasti begitu memperhatikan kulitmu,” ucap Eunhyuk, yang kemudian juga memandang
Hyojung.
“Bisa
dikatakan begitu…” ucap Hyojung.
Eunhyuk
tertawa kecil. ”Aku juga memiliki alasan yang sama denganmu.”
“Kalian
sepertinya akrab sekali,” sela Kyuhyun sambil berpura-pura melihat jam
tangannya. “Maaf aku harus pergi. Aku ada janji.”
Hyojung
tersenyum sambil melihat kepergian Kyuhyun.
**********
Kyuhyun
masuk ke apartemennya dan membanting pintu keras-keras. Sungmin dan Donghae
yang sedari tadi sibuk dengan alat musik mereka menoleh.
“Yaa,
Kyuhyun-ah! Tidak sopan sekali dirimu!” Sungmin mulai mengomel dengan gayanya
bak seorang Ibu #Oops
“Kyuhyun-ah,
ada apa?” Donghae memperlihatkan sisi kedewasaannya dengan berusaha bersabar.
“Tidak
apa-apa.” Kyuhyun berpaling dari hadapan mereka dan masuk ke dalam kamarnya.
“Sepertinya
ia bermasalah,” ujar Donghae.
Di
dalam kamar, Kyuhyun menghampaskan dirinya ke kasur empuk yang menjadi miliknya
saat itu. Ia mengucek matanya dan mengacak-acak rambutnya. “Aishh, ada apa
dengan diriku sebenarnya?” Kyuhyun membolak-balikkan tubuhnya. Anak itu tidak
bisa tenang.
“Memang
apa urusannya mereka? Hyojung menyukai Eunhyuk? Silahkan! Lalu, apa hubungannya
denganku?”
Kyuhyun
tidak bisa mengungkiri bahwa ia merasa terusik.
**********
Kyuhyun
memandang pantulan cahaya di permukaan air kolam renang yang tenang. Hatinya
masih saja gelisah. Kelihatannya membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk
menghapusnya. Baru saja Kyuhyun hendak pergi ketika ia melihat Hyojung berjalan
menunduk di sekitar tempat itu. Kyuhyun mengurungkan niatnya.
Beberapa
menit kemudian, mereka sudah duduk bersebelahan. Kyuhyun melipat tangannya.
“Kau tidak belajar?” Hyojung membuka pembicaraan.
“Sudah,”
jawab Kyuhyun singkat.
Hyojung
hanya menganggukkan kepalanya.
“Bagaimana
pertemuanmu dengan Eunhyuk?”
“Pertemuan
yang menyenangkan. Sifatnya begitu menarik. Dia juga baik hati. Rupanya ia
belum berubah.”
“Oh,
begitu.” Seakan terdapat hewan asing yang mengamuk dalam diri Kyuhyun,
amarahnya begitu dahsyat.
“Eunhyuk
Oppa, itu siapamu?”
Mulut
Hyojung yang menyebut Eunhyuk sebagai Oppa, membuat amarah Kyuhyun hampir
mencapai ubun-ubun.
“Jabatannya
sama dengan Sungmin Hyong. Kau memanggilnya Oppa? Kau berpacaran dengannya?”
Hyojung
menggeleng. “Tidak. Dia teman kakakku. Eunhyuk Oppa sering datang ke rumah dulu
dan bermain dengan kakakku. Aku sempat akrab dengannya dan dia pernah
mengajariku menari.”
“Jadi
begitu…” Temperature hati Kyuhyun mulai mendingin. “Hyojung-ssi, bolehkah aku
mengatakan sesuatu?”
“Tentu.
Aku tidak pernah melarangmu,” kata Hyojung sambil tersenyum.
Kyuhyun
mulai bercerita, “Aku baru saja bertemu dengan seseorang. Dia seorang gadis.
Orang itu aneh, tapi menarik…”
“Dan
kau menyukainya?” tanya Hyojung.
“Sepertinya
begitu. Karena dia orang kedua yang membuat hatiku merasakan panas.”
“Orang
pertama pastilah mantan pacarmu?” Hyojung bertanya lagi.
“Kau
benar. Dan orang kedua ini, yang perlu kau ketahui, orang ini sangat bodoh,”
kata Kyuhyun.
“Tidak
kusangka, orang pintar sepertimu menyukai orang bodoh.”
“Bagaimana
kau tahu aku pintar?” Kini giliran Kyuhyun yang bertanya.
“Sungmin-Hyong.
Dia bercerita banyak padaku,” ucap Hyojung.
“Oh,
begitu. Hyong… menguntungkan juga Hyong. Aku pikir, selama ini hanya aku yang
membuatnya untung,” kata Kyuhyun. Tak lama Kyuhyun melanjutkan, “Salah satu hal
bodoh yang dilakukan gadis ini adalah tidak tepat waktu dan kembali saat malam.
Berjalan menyusuri objek wisata pantai, tertinggal dan dia menangis. Hanya
menangis! Dia itu bodoh, kenapa tidak mencari bantuan?”
Hyojung
menatap Kyuhyun tajam dan berkata dengan cepat, “Aku tidak begitu! Itu kan
kecelakaan dan aku tidak pernah bermaksud…” Hyojung menghentikan ucapannya. Ia
sadar. Hyojung akan melarikan diri namun dengan cepat Kyuhyun menarik salah
satu tangan Hyojung. Kyuhyun mendekap gadis itu erat. Kyuhyun tak memberi
kesempatan bagi gadis itu untuk bergerak. Tak lama Kyuhyun mendekatkan wajahnya
dan…
“Doo doo doo doo doo doo, kissing
you Baby… Doo doo doo doo doo doo doo, loving you Baby−“
Sang
pemilik tubuh tak dapat menggerakkan dirinya sesuka hati. Bergerak saja
kesulitan, apalagi mencoba berlari!
Kyuhyun
memberikan kelonggaran bagi gadis itu saat ia memberikan ciuman dalam pada
gadis itu. Dengan tangan tetap dalam keadaan memeluk, Kyuhyun berusaha membuat
gadis itu nyaman. Sentuhan bibir Kyuhyun membuat hyojung tak berkutik.
Tak
lama Kyuhyun melepaskan semua interaksi dirinya dengan Hyojung. Hyojung
memberikan pukulan panas pada salah satu pipi Kyuhyun dengan telapak tangannya
dan kemudian berlari meninggalkan orang itu. Sekilas, Kyuhyun dapat melihat
mata ukuran sedang itu berkaca-kaca.
Dalam
kamarnya, Hyojung menangis sambil meringkuk di bawah selimutnya. Hal ini
benar-benar mengguncang hatinya. Ia tidak ingin menyimpulkan bahwa ia menyukai
Kyuhyun. Ia tidak mungkin mengkhianati Hyun Bin…
**********
Hari-hari
berikutnya, bahkan setelah mereka kembali ke Seoul, sebisa mungkin Hyojung
menghindari Kyuhyun. Ia tidak menginginkan sesuatu terjadi, pembalikkan
perasaan. Ia tidak ingin dicap sebagai pasangan yang tidak setia. Sedangkan Kyuhyun hanya terdiam mengetahui
bahwa reaksi Hyojung tidaklah baik.
Jong
Suk mulai curiga dengan menurunnya nafsu makan Hyojung. Hyojung tak pernah
datang ke kantin selama beberapa hari terakhir. Gadis itu juga selalu terlihat
lemas dan tak bersemangat. Bahkan hal tersebut sempat menarik perhatian para
Dosen. Namun ia berusaha untuk tidak mengganggu. Di samping itu, Jong Suk harus
memutar otak untuk menolak perintah orang tuanya untuk pindah ke Amerika.
Hyojung
masuk ke ruangan seorang Dosen yang memiliki janji dengannya. Sebelum ia
mengetuk pintu, seseorang membuka pintu itu dari dalam. Hyojung bergidik. Cho
Kyuhyun, orang yang membuka pintu dan berdiri di hadapannya sekarang. Hyojung
hanya menunduk sementara Kyuhyun berjalan melewatinya…
**********
Hyojung
menyibukkan diri seharian penuh untuk mengerjakan apa pun yang bisa
dikerjakannya. Membaca buku, mengerjakan soal-soal, mendengarkan music, ia akan
melakukan apa pun untuk menghapus memori yang melekat dalam ingatannya itu. Hyojung
baru saja akan pergi ketika Yoo Jin berlari-lari menghampirinya.
“Hyojung-ah,
emergency~!!!” teriak Yoo Jin. Sontak, Hyojung ikut berlari menghampiri
sahabatnya itu.
“Yoo
Jin-ah, ada…?”
**********
Langkah
berat menemaninya sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Tubuhnya terasa
begitu kaku ketika tatapan matanya menembus kaca bening salah satu kamar rumah
sakit. Kamar itu cukup besar, dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Pastilah
kamar itu tidak dibayar murah. Dinding kamar bernuansa kalem, kamar itu tertata
rapi meski terdapat beberapa alat kesehatan di situ. Dan di sana, seorang
pasien terbaring dengan mata terpejam. Beberapa selang dihubungkan dengan
tubuhnya. Seorang wanita berumur sedang menunggu pasien itu di sana. Pastilah
beliau adalah ibu dari pasien tersebut. Meski ragu dan terasa berat, Hyojung
membuka pintu kamar itu perlahan. Wanita itu terbangun saat Hyojung mulai
membuka pintu. Senyum mengembang terpancar dari wajah perhatiannya. Hyojung
langsung dapat menyimpulkan bahwa wanita itu adalah seorang Ibu yang baik.
“Permisi.
Maaf, saya mengganggu,” kata Hyojung dengan sopan, tak lupa ia memberikan
penghormatan dengan bungkukan badan.
“Silahkan
masuk,” wanita itu menyapanya ramah. Hyojung terdiam ketika memperhatikan
selang infuse ditangan sang pasien. Rasanya menusuk hati, tapi Hyojung tak
ingin mengakui bahwa ia merasakan perasaan itu sekarang. Ia ingin
memungkirinya.
“Bagaimana
keadaan Kyuhyun, Tante? Apakah sudah menunjukkan kemajuan?” Hyojung mulai
mengajak bicara Ibu pasien yang ternyata adalah Ibu Kyuhyun.
“Belum…
Jujur saja, aku sangat tertekan mendengar berita kecelakaannya 2 hari lalu. Aku
tidak mengira ini akan terjadi pada anakku, Kyuhyun…” Ibu itu berkata lirih
sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Hyo Jung berusaha
menenangkannya dengan menepuk pelan punggung sang Ibu. Kemudian Ibu itu duduk
tegak dan berkata, “terima kasih. Kau seorang anak yang baik.”
Kurang
lebih, 10 menit mereka bercakap-cakap. Mereka memiliki penilaian istimewa
terhadap masing-masing lawan bicara dari pembicaraan singkat itu. Kyuhyun Omma
(Ibu) menilai Hyo Jung adalah anak yang pandai. Setiap topik yang dibicarakan,
Hyo Jung selalu menjawabnya dengan pemikiran-pemikiran yang masuk akal dan
jenius. Cara bicaranya sopan, ramah, wajahnya manis. Dengan cepat, Omma Kyuhyun
menyukai gadis itu.
Lain
halnya dengan Hyo Jung. Hyo Jung berpendapat bahwa Kyuhyun’s Omma adalah
seorang Ibu yang sangat baik. Perhatian, sabar, baik hati, juga ramah. Selain
itu, Hyo jung bisa menebak, pastilah Ibu Kyuhyun adalah seorang yang terpelajar,
terlihat dari cara beliau mengambil keputusan, cara beliau berpikir, bersikap,
juga berbicara. Kesimpulan, mereka saling menyukai. (^o^)
Sekitar
15 menit kemudian sejak pertemuan pertama, untuk pertama kalinya setelah tiga
hari (hari ini dihitung semenjak hari kecelakaan) Kyuhyun menggerakkan mulutnya
dan berbicara, “Omma…” Sontak, Omma Kyuhyun berdiri dan memegang wajah putranya
itu. “Kyuhyun-ah, kau sudah sadar?” Hyo Jung dapat melihat mata Ibu Kyuhyun
bersinar-sinar saking bahagianya.
“Omma…”
Omma
Kyuhyun semakin bahagia dan tersenyum lebar mendapati anaknya sudah siuman.
“Kyuhyun-ah, aku bahagia sekali…”
“Omma…”
Kyuhyun berkata sambil tersenyum. “Pulanglah. Omma sudah menungguku terus di
sini. Aku khawatir, Omma akan sakit. Pulanglah, gadis ini akan menjagaku.”
Hyo
Jung membelalakan matanya. Apa? Ujar Hyo Jung dalam hati.
“Tidak…
gadis ini sudah terlalu baik mau menjengukmu. Bagaimana bisa Ibumu
membebaninya?” kata Omma Kyuhyun.
“Jangan
Omma. Lihatlah, kulitmu sudah pucat dan mengering. Pulanglah. Aku mengenal
gadis ini dengan baik, Omma. Dia akan menjagaku. Percayalah padaku.” Kyuhyun
bersikeras.
Setelah
melalui perdebatan panjang, Ibu Kyuhyun pun menyerah. Kyuhyun meminta Ibunya
untuk beristirahat dan makan banyak. Juga jangan memanggil Ayahnya agar Ayahnya
tidak bernasib seperti Ibunya. Ditambah dengan embel-embel, “gadis ini akan
menjagaku”.
Setelah
Ibu Kyuhyun mengecup kening putranya dengan ucapan selamat tinggal, Hyo Jung
menatap Kyuhyun dengan tatapan dingin. “Yaaaa kauuuu!!!!!!!!!!” baru saja Hyo
Jung akan memukul Kyuhyun, cepat-cepat ia mengurungkan niatnya. Kyuhyun
memandangnya dengan tatapan jijik, tapi kemudian ia tertawa. “Bawa aku
jalan-jalan gadis jelek.”
“Apa
katamu?!” Hyo Jung mengatakannya dengan suara tinggi.
“Wow,
kelihatannya kau cukup berbakat,” kata Kyuhyun sambil menggesek-gesekkan kedua
tengannya. Hyo jung menghela nafas. “Aku tadi terbangun karena mendengar suara
berisikmu itu. Juga suara Ibuku yang berwibawa.”
“Jadi
kau ingin mengatakan aku ini pengganggu? Baiklah. Aku salah besar sudah
menjengukmu!” Hyo jung menggembungkan pipinya karena kesal dan nyaris pergi,
tapi Kyuhyun memegang tangannya.
Hyo
Jung mendorong kursi roda Kyuhyun dengan keterpaksaan dan tanpa tenaga. Mau tak
mau, Kyuhyun harus menegurnya. “Hei, cepatlah sedikit!”
“Badanmu
itu berat sekali,” kata Hyo Jung cuek.
“Aku
itu termasuk kurus tau.”
“Tapi
berat badanmu kan lebih dari pada aku.”
“Ya
jelas, kamu kan perempuan!”
“Haish.
Kyuhyun, berisik sekali kau!”
Akhirnya
mereka duduk di banguk taman rumah sakit. Muka Hyo Jung terlihat kusut,
sedangkan Kyuhyun tertawa puas. Perlahan, Kyuhyun mengangkat tangannya dan
mengelus pipi Hyo Jung. “Jangan cemberut,” ujarnya. Pipi Hyo Jung memerah
karenanya. “Wow, pipimu seperti tomat. Aku suka melihatnya,” kata Kyuhyun,
tertawa. Hyo jung jadi merasa tidak enak dan memalingkan wajahnya. “Terima
kasih kau sudah membangunkanku. Aku tidak tahu berapa lama lagi aku akan tidur
jika tidak mendengar suaramu.” Kyuhyun melanjutkan.
“Tadi…
sebenarnya kau sudah siuman?” Hyo Jung mulai menatap Kyuhyun.
“Hmm.”
Kyuhyun bergumam. “Aku sudah sadar ketika Ibuku tertidur. Tetapi aku merasa
ingin terus tidur.”
“Sekarang,
bagaimana keadaanmu? Apa yang kau rasakan?” Hyo Jung memandang wajah Kyuhyun
yang terlihat sudah lebih baik.
“Sudah
jauh lebih baik. Itu bukan kecelakaan parah,” jawabnya.
“Maafkan
aku,” kata Hyo Jung. Entah ini karena rasa bersalah, atau karena rasanya yang
terpendam, Hyo Jung menyentuh pipi Kyuhyun dengan bibirnya. Dia menciumnya.
Setelahnya, dengan cepat Hyo Jung memalingkan wajahnya. Kyuhyun yang jelas
terkejut melirik Hyo Jung.
“Kenapa
hanya itu?” Kyuhyun mengerutkan dahinya.
“A..
apa?” kata Hyo Jung gelagapan. Ia memandang Kyuhyun, yang ternyata sedang
memandangi dirinya juga. Badan Hyo Jung terasa kaku, aliran darahnya bagitu
cepat dan detak jantungnya meningkat drastis ketika Kyuhyun mendekatkan
wajahnya pada Hyojung. Perlahan, disentuhnya bibir merah Hyo Jung yang disusul
dengan sebuah kecupan lembut. Seperti biasa, salah satu tangannya melingkar
pada tubuh Hyo Jung. Semakin lama, Kyuhyun menuangkan seluruh perasaannya lewat
kecupan itu. Kecupannya berubah menjadi intens dan agresif. Meski begitu, Hyo
jung membalasnya namun dengan lebih lembut dan penuh perasaan.
Setelah
beberapa lama, mereka melepaskan diri perlahan dan merasa sangat kaku
setelahnya. Hyo Jung memalingkan wajahnya, berharap Kyuhyun tidak melihat
pipinya yang menjadi sangat merah, karena malu. Beruntung saat itu masih pagi
sekali, sehingga jarang orang berkeliaran melewati tempat itu. Meski terlihat
kaku, mereka sama-sama melempar pandangan dan tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar