Selasa, 10 Januari 2012

Raining Love Chapter 4 (Second Series)


First Series => My Stupid Sweet Prince
Casts :
*    Park Hyo Jung
*    Cho Kyuhyun
*    Lee Jong Suk
*    Lee Sungmin
*    And the other casts
Length : Chapter/Episode
Genre : Friendship, Romantic

“Kau dari rumah temanmu?” Jong Suk menatap Hyo Jung.
“Ya, begitulah. Tapi kurasa dia bukan temanku, karena kami saling membenci.” Hyo Jung menggigit bibirnya sambil menyipitkan matanya. Jong Suk tertawa melihat tingkah gadis yang disukainya itu.
“Kenapa tertawa?” Hyo Jung memandang Jong Suk.
“Hmm, tidak apa-apa.”
“Hyo Jung-ah, kau sudah sarapan?”
“Belum…” Hyo Jung mengelus perutnya yang keroncongan.
“Aku akan mengajakmu ke suatu rumah makan yang enak.” Sesudah Jong Suk mengucapkan kalimat tadi, perut Hyo Jung berbunyi. Jong Suk tertawa, kemudian berkata, “Perutmu sudah tidak sabar rupanya.”
“Bubur? Kita akan makan bubur?” Perhentian mobil Jong Suk tepat di depan restaurant bubur.
“Tempat ini terkenal akan kelezatan dan macam jenis buburnya. Saat aku kecil, Ibuku sering mengajakku makan di sini, dan aku suka sekali bubur di sini.”
Hyo Jung menatap rumah makan itu. Itu… itu… restoran bubur yang pernah Kyuhyun tunjukkan padanya. Ia dan Kyuhyun sempat makan bersama di tempat itu. Bayangan Kyuhyun memenuhi benaknya, Hyo Jung menggelengkan kepalanya.
“Ada apa? Apa kau tidak suka bubur?” Jong Suk terlihat bingung.
“Ah, tidak. Ayo kita masuk!” Hyo Jung tersenyum lebar.
Jong Suk membukakan pintu restoran itu untuk Hyo Jung. Hyo Jung masuk sambil tersenyum. Tapi sesuatu merenggut senyumnya cepat. Pemuda menyebalkan yang berdebat dengannya tadi pagi sedang makan di tempat itu. Kyuhyun yang sedang makan teralihkan perhatiannya dan melihat pelanggan yang baru datang. Mereka sama-sama terkejut. Pandangan mereka bertemu selama beberapa detik. Jong Suk yang tidak menyadari hal itu mengajak Hyo Jung duduk di kursi sebelah Kyuhyun.
“Apa yang ingin kau pesan?”Jong Suk tersenyum manis pada Hyo Jung, sementara Kyuhyun mendengus kesal.
“Terserah kau saja. Menurutmu, menu apa yang terbaik di sini?”
Jong Suk menyebutkan 2 pesanan yang sama pada pelayan yang sudah menunggu. Merasa tak memiliki nafsu makan, Kyuhyun beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan tempat itu tanpa menghabiskan buburnya terlebih dahulu. Tatapan lekat Hyo Jung mengiringi kepergian Kyuhyun.

**********


Mobil sport Jong Suk meninggalkan restoran bubur dan melaju ke kampus kebanggaan mereka, KyungHee University.
“Kau masuklah duluan. Aku harus menemui dosen dulu,” kata Hyo Jung pada orang yang telah mengantarnya. “Oya, terima kasih atas segalanya.” Hyo Jung melambaikan tangan seraya pergi meninggalkan Jong Suk.
Hyo Jung berjalan cepat. Sudah menjadi kebiasaan untuk tidak membiarkan hal-hal kecil menyita waktunya. Hyo Jung berjalan terlalu cepat sampai tidak memperhatikan peringatan bahwa lantai yang diinjaknya itu masih basah, baru dipel. Ia berjalan cepat dan akhirnya hampir terpeleset. Beruntung seseorang menangkap tubuh Hyo Jung dan memeluknya sebelum tubuh Hyo Jung benar-benar jatuh. Jantung Hyo Jung berdebar keras. Ia hampir jatuh! Akibat dari jatuh : Gagar otak, luka, lecet, lebam, terpeleset, patah tulang, menanggung rasa malu, dan, ia harus sangat berterima kasih pada orang yang menyelamatkannya ini. Tapi kelihatannya itu perlu dipertimbangkan setelah Hyo Jung melihat wajah orang yang menolongnya tadi. Cho Kyuhyun.
“Dasar gadis bodoh. Kau bisa jatuh dan terluka!” bisik Kyuhyun dekat telinga Hyo Jung. Hyo Jung tidak dapat mengatakan apa pun. Hatinya merasa sesuatu yang asing, tapi seperti ia pernah merasakannya. Perasaan itu datang tiba-tiba saat Kyuhyun mendekapnya kuat-kuat.
“Hmm, terima kasih banyak,” kata Hyo Jung, melepaskan pelukan Kyuhyun kemudian pergi.
“Cepat sekali gadis itu pergi…” batin Kyuhyun.

**********

Hyo Jung selesai mengadakan pertemuan singkat dengan dosennya. Hyo Jung mendapat ucapan selamat atas nilai tertingginya pada ujian yang belum lama diselenggarakan. Meski sangat senang, nafas Hyo Jung masih terengah-engah, bawaan keterkejutan tadi. Seharusnya sekarang sudah baik-baik saja. Ini aneh.
Hyo Jung berniat menyelesaikan tugasnya hari itu juga. Ia memilih perpustakaan karena menurut Hyo Jung, tempat itu sangat tenang dan nyaman. Keseriusan Hyo Jung mengabaikan awan gelap dibalik jendela besar perpustakaan.
Hyo Jung menyelesaikan tugasnya hingga pukul setengah enam sore. Kampus sangat sepi. Hanya beberapa petugas kebersihan dan penjaga keamanan yang berkeliaran.
Hyo Jung akan melangkahkan kakinya keluar gedung ketika hujan deras turun. “Aish,… hujan lagi.” Hyo Jung menadahkan tangannya, merasakan tetesan air hujan menyentuh telapak tangannya.
15 menit sudah berlalu. Dengan alasan sudah malam, Hyo Jung nekat menerobos hujan yang tak kunjung reda itu. Ia menunduk. Tiba-tiba ia menabrak sesuatu. Hyo Jung ketakutan. Lingkungan sekitar kampus sangat sepi. Apakah gerangan yang ditabraknya? Hyo Jung teringat mimpi yang belum lama dialaminya (Flashback Momentum). Ia ingin melihat siapakah orang yang ditabraknya, tapi ia tidak sanggup. Bagaikan terbelah, hati Hyo Jung terasa sakit, sangat sakit. Hyo Jung terduduk di jalan, dekat kaki orang yang ditabraknya. Ia menangis.
Orang yang ditabrak Hyo Jung tadi memegang tangan Hyo Jung, mengajaknya berdiri, memeluknya. Kilasan mimpinya muncul dengan cepat. Bayangan wajah Hyun Bin terpampang jelas, memenuhi pikirannya, membuat gadis berumur 20 tahun itu menangis lebih keras, bersandar pada orang yang ditabraknya itu. Orang itu hanya terus memeluk Hyo Jung. Setelah beberapa saat, orang itu mengajak Hyo Jung berjalan meninggalkan tempat itu…

**********

Hyo Jung berjalan sambil bersandar pada orang itu. Kepalanya terus menunduk, menyembunyikan wajahnya yang bersimbah air mata. Orang itu membawa Hyo Jung ke tempat yang sangat dikenalnya. Apartemen milik Lee Sungmin dan Cho Kyuhyun. Sadarlah Park Hyo Jung, siapa yang telah menolongnya barusan.
http://sweethousedecorating.com/wp-content/uploads/2011/03/Renovate-an-Apartment-in-a-Minimalist-Style-Interior-Design-Idea-kitchen.jpg
Kyuhyun mempersilahkan gadis itu masuk ke dalam apartemen. Beruntung hari ini Sungmin Hyong sedang berlibur bersama keluarganya, sehingga di apartemen itu hanya ada Kyuhyun dan tamunya.
Seperti biasa, Kyuhyun menyerahkan handuk bersih dan menyerahkannya pada Hyo Jung, menyuruhnya membersihkan badan. Beruntung Kyuhyun sudah membeli beberapa pasang pakaian wanita untuk keadaan emergency seperti ini. Kyuhyun menunggu di ruang tengah, sementara Hyo Jung sibuk membersihkan badan.
Tak lama, Hyo Jung menyusul Kyuhyun yang sedang duduk di sofa sambil membaca majalah. Hyo Jung duduk dengan kepala tetap menunduk. Kyuhyun menatapnya lekat-lekat. “Angkatlah kepalamu,” kata Kyuhyun. Hyo Jung terdiam. “Angkatlah kepalamu.” Kyuhyun mengatakannya lagi dengan lebih keras. Hyo Jung mengangkat kepalanya perlahan. Wajahnya merah seperti tomat ranum sekarang. Kyuhyun berpindah tempat duduk, mendekati Hyo Jung.
“Ada apa denganmu, hah? Kau bisa sakit kalau hujan-hujanan! Apa kau ingin mencari perhatian? Di kampus tidak ada orang yang akan memperhatikanmu!” Kyuhyun menghembuskan nafas.
“Ngomong-ngomong, di mana keluargamu? Kerabatmu? Dan, mengapa kau menangis?”
“Aku tidak memiliki keluarga yang berarti untukku. Orang yang kusayangi sudah pergi 2 bulan yang lalu,” Hyo Jung kembali menundukkan kepala.
“Oh~ Mianhaeyo… Aku benar-benar tidak bermaksud menyakiti hatimu. Aku minta maaf.”
Hyo Jung hanya menangguk dan akan pergi. Namun tangannya ditahan oleh Kyuhyun. Berselang 2 detik, kini kekuasan berada di tangan Kyuhyun yang memeluk Hyo Jung erat. Gadis itu tak bergerak, melainkan menangis sambil bersandar di dada pemuda itu sembari mendengarkan irama merdu jantung pemuda yang mengambil alih dirinya saat itu.

**********

Hyo Jung tertidur di sofa setelah menangis dalam waktu yang lama. Sebenarnya Kyuhyun merasa tidak tega melihat gadis itu. Tapi ia tak berani berbuat apa pun. Hanya duduk di sampingnya, menemaninya menangis, Kyuhyun pikir itu cukup.
Kyuhyun menggendong Hyo Jung ke dalam kamar tamu. Gadis itu terlihat begitu lemah dan kurus. “Bagaimana seorang gadis bisa seperti ini? Jika Hyo Jung agak gemuk sedikit, pasti ia akan lebih cantik…”
Kyuhyun mengecup kening Hyo Jung dan segera keluar meninggalkan kamar itu.

**********

Pagi-pagi sekali Hyo Jung sudah bangun. Apartemen masih sepi. Kelihatannya Kyuhyun masih terlelap. Hyo Jung memasuki kamar Kyuhyun perlahan dan menemukan ‘penyelamat’nya masih tertidur.
kyu (1).jpg
“Pemalas…” gumam Hyo jung sambil tertawa kecil. Jemari Hyo Jung menyentuh mata, hidung, hingga bibir pria itu. Kyuhyun menggumam. Hyo Jung segera menjauh dan sambil menunggu Kyuhyun terbangun Hyo Jung menyiapkan berbagai masakan, sebagai tanda terima kasih.
Ketika membuka pintu kamarnya, Kyuhyun terkejut dengan bau masakan yang menyeruak ke seluruh penjuru apartemennya. “Hmm~ Harum…” Kyuhyun mengikuti bau itu untuk mencari sumbernya, dan didapatnya Hyo Jung sedang sibuk memasak.
“Kelihatannya enak. Hei kau, cepatlah sedikit, aku sudah lapar!” kata Kyuhyun, kembali dan menunggu di ruang tengah.
“Haish, kau ini!” kata Hyo jung. Tapi diam-diam keduanya tersenyum.

**********

“Ke mana kau akan pergi?” Tanya Kyuhyun setelah sarapan.
“Ke Kampus, aku harus bertemu dosenku lagi,” jawab Hyo Jung sambil mengikat tali sepatunya.
“Perlu kuantar?” Kyuhyun bertanya, malu-malu.
“Tidak. Terima kasih. Aku lebih suka naik kereta bawah tanah,” ujar Hyo Jung sambil tersenyum. Kyuhyun hanya berbalik tersenyum.
“Ah ya, Heo Jung!” panggil Kyuhyun sebelum Hyo Jung pergi. “Jangan berjalan terlalu cepat. Perhatikan sekelilingmu!”

**********

Hari itu Cho Kyuhyun terngiang dengan kalimat Hyo Jung, “aku lebih suka naik kereta bawah tanah…” Hal itu mengingatkannya pada sebuah peristiwa ketika Kyuhyun masih duduk di bangku SMP.
(Flashback)
Kyuhyun dan kakaknya Cho Ahra sedang belajar bersama di kamar kakaknya. Kyuhyun berhenti sebentar, kemudian menggerakkan tubuhnya ke sana kemari, untuk melenturkan tubuh.
“Noona,” panggil Kyuhyun.
“Ne?” jawab Cho Ahra. Cho Ahra adalah kakak kesayangan Kyuhyun. Kyuhyun selalu bercerita banyak hal pada kakaknya, karena menurutnya kakak lebih pengertian dibanding orang tua mereka, meski rasa sayang yang mereka berikan sama. Status kakaknya yang terbilang sama, fase remaja, membuat Cho Ahra dapat lebih bisa merasakan perasaan apa pun yang dialami adik kesayangannya itu.
“Apa Noona percaya pada takdir?” tanya Kyuhyun.
“Hm, tergantung masing-masing pribadi saja. Ada yang menganggap takdir sebagai seuatu yang serius, ada yang menganggap hanya main-main,” jawab Cho Ahra bijak.
“Kalau begitu, Noona percaya takdir, tidak?” tanya Kyuhyun lagi.
“Mungkin, sedikit. Memangnya ada apa Kyuhyun-ah?”
“Aku hanya percaya takdir. Mengenai jodohku, aku ingin bertemu dengan jodohku saat naik kereta bawah tanah. Harus kereta bawah tanah. Aku berharap dapat bertemu dengan jodohku di situ.” Kyuhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Ahra mengeryit. “Kau masih kecil, Kyuhyun-ah. Belajar saja. Jika tidak, Appa akan marah…”
**********

Hyo Jung memperlambat langkahnya, menuruti nasihat kyuhyun. Hyo Jung terheran. “Untuk apa aku menuruti nasihatnya? Itu masalahku, bukan masalahnya! Tapi, aku rasa, ada baiknya juga…”
Pertemuannya dengan Dosen hari itu sangat singkat dan tidak membutuhkan banyak waktu. Sehingga Hyo jung bisa pulang lebih awal. Di perjalanan Hyo Jung dihadang oleh Jong Suk.
“Hyo Jung-ah, kemana saja kau?”
“Maksudmu?”
“Kemarin aku ke rumahmu, bermaksud ingin main, tapi rumah itu benar-benar kosong. Ke mana kau?”
“Ah, aku pergi ke rumah teman… Aku menginap di rumahnya.”
“Keadaanmu baik-baik saja, kan?” Jong Suk menyentuh wajah Hyo Jung.
“Hm. Gwaenchanhna.”
Kyuhyun yang kebetulan akan berangkat ke kampus melihat kejadian itu. Hatinya seperti terbakar. Ia pergi tanpa sepatah kata dengan tangan mengepal.

**********

“Kau punya waktu malam ini?” Jong Suk bertanya ketika mereka akan pulang bersama.
“Memangnya ada apa?” Hyo Jung menatap laki-laki di sebelahnya.
“Hari ini ulang tahunku, aku ingin mengajakmu minum,” jawab Jong Suk, simple.
“Hah? Benarkah? Aku benar-benar tidak ingat, maafkan aku Jong Suk-ah…” kata Hyo Jung sambil memeluk Jong Suk. “Ngomong-ngomong, selamat ulang tahun.”
Di kejauhan, Kyuhyun baru saja lewat dan menyaksikan pemandangan menusuk. Tanpa peduli, Kyuhyun pergi meninggalkan tempat itu.
“Kapan kita akan bertemu?” Tanya Hyo Jung ketika mereka sudah berjalan lagi.
“Aku akan menjemputmu pukul setengah delapan.”

**********

Kyuhyun masuk ke kelasnya dan mendapatkan Sungmin yang telah menunggunya.
“He, Maknae!” sapa Sungmin saat melihat Kyuhyun. Kyuhyun hanya membalasnya dengan senyum kecut.
“Dasar tidak sopan,” kata Sungmin. “Ngomong-ngomong, aku ingin menghabiskan waktu luangku malam ini, tapi denganmu.”
“Aku tidak bisa, Hyong… Aku tidak ada waktu…” ucap Kyuhyun sembari duduk di salah satu kursi.
“Aaahh! Alasan! Pokoknya kamu harus ikut! Emm, tapi, kenapa kau terlihat lemas?”
Kyuhyun terdiam.
“Yaa! Jawab aku Maknae! Apa kau sakit?”
Kyuhyun menggelengkan kepalanya.
“Apa kau tidak bisa mengerjakan salah satu soal matematikamu?”
Kyuhyun menggeleng.
“Apa kau belum main game, Hyun-ah?”
Kyuhyun menggeleng lagi.
“Ada apa denganmu, Kyu? Kau terlihat tidak tampan jika pucat begitu.”
“Aku tidak tahu, Hyong!” Kyuhyun pergi meninggalkan ruangan itu diselingi teriakan Sungmin.“Yyaaa!!! Kyuhyun-aahhh!!!!”

**********

Hyo Jung melambaikan tangannya sementara mobil Jong Suk mulai meninggalkan pekarangan rumahnya. Hyo Jung menengadah. Langit terlihat begitu gelap. Ia hanya berharap pesta ulang tahun Jong Suk nanti malam dapat berjalan sesuai keinginannya. 

**********

Jong Suk menjemputnya tepat pukul setengah delapan, terlambat beberapa detik #hehe. Hyo Jung menyambut Jong Suk dengan keantusiasan. Jong Suk terlihat kagum dengan penampilan Hyo Jung malam itu. Skinny jeans dengan dobelan rok mini hitam, highheels, yang dipadukan dengan baju tanpa lengan. Elegant style. “Itu cocok sekali untukmu,” ujar Jong Suk sambil menunjuk baju yang dikenakan Hyo Jung. Hyo Jung hanya membalasnya dengan senyuman simpul.
Tanpa membuang-buang waktu, Jong Suk segera meluncur ke TKP selanjutnya…
Lagu disco & ngebeat memenuhi seluruh ruangan bar yang terbilang besar itu. Jong Suk telah ‘membooking’ tempat itu khusus untuk dirinya sendiri. Banyak orang yang datang sebagai tamu undangan malam itu. Suasananya benar-benar ramai. Ucapan selamat datang dari berbagai angle (sudut) ketika Jong Suk masuk ke dalam bar sembari menggandeng tangan Hyo Jung. Hyo Jung sedikit terkejut mengetahui bahwa tamu yang diundang di atas perkiraannya. Ramai tidak masalah, terlalu ramai, masalah baginya. Hyo Jung bisa cepat pusing jika berada dalam keramaian. Hyo Jung segera mencari tempat duduk kosong, antisipasi dirinya terjatuh karena pusing, dan mulai menikmati segelas arak Korea. Dari tempatnya berada, Hyo Jung dapat melihat sesuatu yang terlihat janggal di matanya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar