First Series => My Stupid Sweet Prince
Casts :
Park Hyo Jung
Cho Kyuhyun
Lee Jong Suk
Lee Sungmin
And the other casts
Length :
Chapter/Episode
Genre :
Friendship, Romantic
“Kau
dari rumah temanmu?” Jong Suk menatap Hyo Jung.
“Ya,
begitulah. Tapi kurasa dia bukan temanku, karena kami saling membenci.” Hyo
Jung menggigit bibirnya sambil menyipitkan matanya. Jong Suk tertawa melihat
tingkah gadis yang disukainya itu.
“Kenapa
tertawa?” Hyo Jung memandang Jong Suk.
“Hmm,
tidak apa-apa.”
“Hyo
Jung-ah, kau sudah sarapan?”
“Belum…”
Hyo Jung mengelus perutnya yang keroncongan.
“Aku
akan mengajakmu ke suatu rumah makan yang enak.” Sesudah Jong Suk mengucapkan
kalimat tadi, perut Hyo Jung berbunyi. Jong Suk tertawa, kemudian berkata,
“Perutmu sudah tidak sabar rupanya.”
“Bubur?
Kita akan makan bubur?” Perhentian mobil Jong Suk tepat di depan restaurant
bubur.
“Tempat
ini terkenal akan kelezatan dan macam jenis buburnya. Saat aku kecil, Ibuku
sering mengajakku makan di sini, dan aku suka sekali bubur di sini.”
Hyo
Jung menatap rumah makan itu. Itu… itu… restoran bubur yang pernah Kyuhyun
tunjukkan padanya. Ia dan Kyuhyun sempat makan bersama di tempat itu. Bayangan
Kyuhyun memenuhi benaknya, Hyo Jung menggelengkan kepalanya.
“Ada
apa? Apa kau tidak suka bubur?” Jong Suk terlihat bingung.
“Ah,
tidak. Ayo kita masuk!” Hyo Jung tersenyum lebar.
Jong
Suk membukakan pintu restoran itu untuk Hyo Jung. Hyo Jung masuk sambil
tersenyum. Tapi sesuatu merenggut senyumnya cepat. Pemuda menyebalkan yang
berdebat dengannya tadi pagi sedang makan di tempat itu. Kyuhyun yang sedang
makan teralihkan perhatiannya dan melihat pelanggan yang baru datang. Mereka
sama-sama terkejut. Pandangan mereka bertemu selama beberapa detik. Jong Suk
yang tidak menyadari hal itu mengajak Hyo Jung duduk di kursi sebelah Kyuhyun.
“Apa
yang ingin kau pesan?”Jong Suk tersenyum manis pada Hyo Jung, sementara Kyuhyun
mendengus kesal.
“Terserah
kau saja. Menurutmu, menu apa yang terbaik di sini?”
Jong
Suk menyebutkan 2 pesanan yang sama pada pelayan yang sudah menunggu. Merasa
tak memiliki nafsu makan, Kyuhyun beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan
tempat itu tanpa menghabiskan buburnya terlebih dahulu. Tatapan lekat Hyo Jung mengiringi
kepergian Kyuhyun.
**********
Mobil
sport Jong Suk meninggalkan restoran bubur dan melaju ke kampus kebanggaan
mereka, KyungHee University.
“Kau
masuklah duluan. Aku harus menemui dosen dulu,” kata Hyo Jung pada orang yang
telah mengantarnya. “Oya, terima kasih atas segalanya.” Hyo Jung melambaikan
tangan seraya pergi meninggalkan Jong Suk.
Hyo
Jung berjalan cepat. Sudah menjadi kebiasaan untuk tidak membiarkan hal-hal
kecil menyita waktunya. Hyo Jung berjalan terlalu cepat sampai tidak memperhatikan
peringatan bahwa lantai yang diinjaknya itu masih basah, baru dipel. Ia
berjalan cepat dan akhirnya hampir terpeleset. Beruntung seseorang menangkap
tubuh Hyo Jung dan memeluknya sebelum tubuh Hyo Jung benar-benar jatuh. Jantung
Hyo Jung berdebar keras. Ia hampir jatuh! Akibat dari jatuh : Gagar otak, luka,
lecet, lebam, terpeleset, patah tulang, menanggung rasa malu, dan, ia harus
sangat berterima kasih pada orang yang menyelamatkannya ini. Tapi kelihatannya
itu perlu dipertimbangkan setelah Hyo Jung melihat wajah orang yang menolongnya
tadi. Cho Kyuhyun.
“Dasar
gadis bodoh. Kau bisa jatuh dan terluka!” bisik Kyuhyun dekat telinga Hyo Jung.
Hyo Jung tidak dapat mengatakan apa pun. Hatinya merasa sesuatu yang asing,
tapi seperti ia pernah merasakannya. Perasaan itu datang tiba-tiba saat Kyuhyun
mendekapnya kuat-kuat.
“Hmm,
terima kasih banyak,” kata Hyo Jung, melepaskan pelukan Kyuhyun kemudian pergi.
“Cepat
sekali gadis itu pergi…” batin Kyuhyun.
**********
Hyo
Jung selesai mengadakan pertemuan singkat dengan dosennya. Hyo Jung mendapat
ucapan selamat atas nilai tertingginya pada ujian yang belum lama
diselenggarakan. Meski sangat senang, nafas Hyo Jung masih terengah-engah,
bawaan keterkejutan tadi. Seharusnya sekarang sudah baik-baik saja. Ini aneh.
Hyo
Jung berniat menyelesaikan tugasnya hari itu juga. Ia memilih perpustakaan
karena menurut Hyo Jung, tempat itu sangat tenang dan nyaman. Keseriusan Hyo
Jung mengabaikan awan gelap dibalik jendela besar perpustakaan.
Hyo
Jung menyelesaikan tugasnya hingga pukul setengah enam sore. Kampus sangat
sepi. Hanya beberapa petugas kebersihan dan penjaga keamanan yang berkeliaran.
Hyo
Jung akan melangkahkan kakinya keluar gedung ketika hujan deras turun. “Aish,…
hujan lagi.” Hyo Jung menadahkan tangannya, merasakan tetesan air hujan menyentuh
telapak tangannya.
15
menit sudah berlalu. Dengan alasan sudah malam, Hyo Jung nekat menerobos hujan
yang tak kunjung reda itu. Ia menunduk. Tiba-tiba ia menabrak sesuatu. Hyo Jung
ketakutan. Lingkungan sekitar kampus sangat sepi. Apakah gerangan yang
ditabraknya? Hyo Jung teringat mimpi yang belum lama dialaminya (Flashback
Momentum). Ia ingin melihat siapakah orang yang ditabraknya, tapi ia tidak
sanggup. Bagaikan terbelah, hati Hyo Jung terasa sakit, sangat sakit. Hyo Jung
terduduk di jalan, dekat kaki orang yang ditabraknya. Ia menangis.
Orang
yang ditabrak Hyo Jung tadi memegang tangan Hyo Jung, mengajaknya berdiri,
memeluknya. Kilasan mimpinya muncul dengan cepat. Bayangan wajah Hyun Bin
terpampang jelas, memenuhi pikirannya, membuat gadis berumur 20 tahun itu
menangis lebih keras, bersandar pada orang yang ditabraknya itu. Orang itu
hanya terus memeluk Hyo Jung. Setelah beberapa saat, orang itu mengajak Hyo
Jung berjalan meninggalkan tempat itu…
**********
Hyo
Jung berjalan sambil bersandar pada orang itu. Kepalanya terus menunduk,
menyembunyikan wajahnya yang bersimbah air mata. Orang itu membawa Hyo Jung ke
tempat yang sangat dikenalnya. Apartemen milik Lee Sungmin dan Cho Kyuhyun.
Sadarlah Park Hyo Jung, siapa yang telah menolongnya barusan.
Kyuhyun
mempersilahkan gadis itu masuk ke dalam apartemen. Beruntung hari ini Sungmin
Hyong sedang berlibur bersama keluarganya, sehingga di apartemen itu hanya ada
Kyuhyun dan tamunya.
Seperti
biasa, Kyuhyun menyerahkan handuk bersih dan menyerahkannya pada Hyo Jung,
menyuruhnya membersihkan badan. Beruntung Kyuhyun sudah membeli beberapa pasang
pakaian wanita untuk keadaan emergency
seperti ini. Kyuhyun menunggu di ruang tengah, sementara Hyo Jung sibuk
membersihkan badan.
Tak
lama, Hyo Jung menyusul Kyuhyun yang sedang duduk di sofa sambil membaca
majalah. Hyo Jung duduk dengan kepala tetap menunduk. Kyuhyun menatapnya
lekat-lekat. “Angkatlah kepalamu,” kata Kyuhyun. Hyo Jung terdiam. “Angkatlah
kepalamu.” Kyuhyun mengatakannya lagi dengan lebih keras. Hyo Jung mengangkat
kepalanya perlahan. Wajahnya merah seperti tomat ranum sekarang. Kyuhyun
berpindah tempat duduk, mendekati Hyo Jung.
“Ada
apa denganmu, hah? Kau bisa sakit kalau hujan-hujanan! Apa kau ingin mencari
perhatian? Di kampus tidak ada orang yang akan memperhatikanmu!” Kyuhyun
menghembuskan nafas.
“Ngomong-ngomong,
di mana keluargamu? Kerabatmu? Dan, mengapa kau menangis?”
“Aku
tidak memiliki keluarga yang berarti untukku. Orang yang kusayangi sudah pergi
2 bulan yang lalu,” Hyo Jung kembali menundukkan kepala.
“Oh~
Mianhaeyo… Aku benar-benar tidak bermaksud menyakiti hatimu. Aku minta maaf.”
Hyo
Jung hanya menangguk dan akan pergi. Namun tangannya ditahan oleh Kyuhyun. Berselang
2 detik, kini kekuasan berada di tangan Kyuhyun yang memeluk Hyo Jung erat.
Gadis itu tak bergerak, melainkan menangis sambil bersandar di dada pemuda itu
sembari mendengarkan irama merdu jantung pemuda yang mengambil alih dirinya
saat itu.
**********
Hyo
Jung tertidur di sofa setelah menangis dalam waktu yang lama. Sebenarnya
Kyuhyun merasa tidak tega melihat gadis itu. Tapi ia tak berani berbuat apa
pun. Hanya duduk di sampingnya, menemaninya menangis, Kyuhyun pikir itu cukup.
Kyuhyun
menggendong Hyo Jung ke dalam kamar tamu. Gadis itu terlihat begitu lemah dan
kurus. “Bagaimana seorang gadis bisa seperti ini? Jika Hyo Jung agak gemuk
sedikit, pasti ia akan lebih cantik…”
Kyuhyun
mengecup kening Hyo Jung dan segera keluar meninggalkan kamar itu.
**********
Pagi-pagi
sekali Hyo Jung sudah bangun. Apartemen masih sepi. Kelihatannya Kyuhyun masih
terlelap. Hyo Jung memasuki kamar Kyuhyun perlahan dan menemukan ‘penyelamat’nya
masih tertidur.
“Pemalas…”
gumam Hyo jung sambil tertawa kecil. Jemari Hyo Jung menyentuh mata, hidung,
hingga bibir pria itu. Kyuhyun menggumam. Hyo Jung segera menjauh dan sambil
menunggu Kyuhyun terbangun Hyo Jung menyiapkan berbagai masakan, sebagai tanda
terima kasih.
Ketika
membuka pintu kamarnya, Kyuhyun terkejut dengan bau masakan yang menyeruak ke
seluruh penjuru apartemennya. “Hmm~ Harum…” Kyuhyun mengikuti bau itu untuk
mencari sumbernya, dan didapatnya Hyo Jung sedang sibuk memasak.
“Kelihatannya
enak. Hei kau, cepatlah sedikit, aku sudah lapar!” kata Kyuhyun, kembali dan menunggu
di ruang tengah.
“Haish,
kau ini!” kata Hyo jung. Tapi diam-diam keduanya tersenyum.
**********
“Ke
mana kau akan pergi?” Tanya Kyuhyun setelah sarapan.
“Ke
Kampus, aku harus bertemu dosenku lagi,” jawab Hyo Jung sambil mengikat tali
sepatunya.
“Perlu
kuantar?” Kyuhyun bertanya, malu-malu.
“Tidak.
Terima kasih. Aku lebih suka naik kereta bawah tanah,” ujar Hyo Jung sambil
tersenyum. Kyuhyun hanya berbalik tersenyum.
“Ah
ya, Heo Jung!” panggil Kyuhyun sebelum Hyo Jung pergi. “Jangan berjalan terlalu
cepat. Perhatikan sekelilingmu!”
**********
Hari
itu Cho Kyuhyun terngiang dengan kalimat Hyo Jung, “aku lebih suka naik kereta bawah tanah…” Hal itu mengingatkannya
pada sebuah peristiwa ketika Kyuhyun masih duduk di bangku SMP.
(Flashback)
Kyuhyun
dan kakaknya Cho Ahra sedang belajar bersama di kamar kakaknya. Kyuhyun
berhenti sebentar, kemudian menggerakkan tubuhnya ke sana kemari, untuk
melenturkan tubuh.
“Noona,”
panggil Kyuhyun.
“Ne?”
jawab Cho Ahra. Cho Ahra adalah kakak kesayangan Kyuhyun. Kyuhyun selalu
bercerita banyak hal pada kakaknya, karena menurutnya kakak lebih pengertian dibanding
orang tua mereka, meski rasa sayang yang mereka berikan sama. Status kakaknya
yang terbilang sama, fase remaja, membuat Cho Ahra dapat lebih bisa merasakan
perasaan apa pun yang dialami adik kesayangannya itu.
“Apa
Noona percaya pada takdir?” tanya Kyuhyun.
“Hm,
tergantung masing-masing pribadi saja. Ada yang menganggap takdir sebagai
seuatu yang serius, ada yang menganggap hanya main-main,” jawab Cho Ahra bijak.
“Kalau
begitu, Noona percaya takdir, tidak?” tanya Kyuhyun lagi.
“Mungkin,
sedikit. Memangnya ada apa Kyuhyun-ah?”
“Aku
hanya percaya takdir. Mengenai jodohku, aku ingin bertemu dengan jodohku saat
naik kereta bawah tanah. Harus kereta bawah tanah. Aku berharap dapat bertemu
dengan jodohku di situ.” Kyuhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Ahra
mengeryit. “Kau masih kecil, Kyuhyun-ah. Belajar saja. Jika tidak, Appa akan
marah…”
**********
Hyo
Jung memperlambat langkahnya, menuruti nasihat kyuhyun. Hyo Jung terheran. “Untuk apa aku menuruti nasihatnya? Itu
masalahku, bukan masalahnya! Tapi, aku rasa, ada baiknya juga…”
Pertemuannya
dengan Dosen hari itu sangat singkat dan tidak membutuhkan banyak waktu.
Sehingga Hyo jung bisa pulang lebih awal. Di perjalanan Hyo Jung dihadang oleh
Jong Suk.
“Hyo
Jung-ah, kemana saja kau?”
“Maksudmu?”
“Kemarin
aku ke rumahmu, bermaksud ingin main, tapi rumah itu benar-benar kosong. Ke
mana kau?”
“Ah,
aku pergi ke rumah teman… Aku menginap di rumahnya.”
“Keadaanmu
baik-baik saja, kan?” Jong Suk menyentuh wajah Hyo Jung.
“Hm.
Gwaenchanhna.”
Kyuhyun
yang kebetulan akan berangkat ke kampus melihat kejadian itu. Hatinya seperti
terbakar. Ia pergi tanpa sepatah kata dengan tangan mengepal.
**********
“Kau
punya waktu malam ini?” Jong Suk bertanya ketika mereka akan pulang bersama.
“Memangnya
ada apa?” Hyo Jung menatap laki-laki di sebelahnya.
“Hari
ini ulang tahunku, aku ingin mengajakmu minum,” jawab Jong Suk, simple.
“Hah?
Benarkah? Aku benar-benar tidak ingat, maafkan aku Jong Suk-ah…” kata Hyo Jung
sambil memeluk Jong Suk. “Ngomong-ngomong, selamat ulang tahun.”
Di
kejauhan, Kyuhyun baru saja lewat dan menyaksikan pemandangan menusuk. Tanpa
peduli, Kyuhyun pergi meninggalkan tempat itu.
“Kapan
kita akan bertemu?” Tanya Hyo Jung ketika mereka sudah berjalan lagi.
“Aku
akan menjemputmu pukul setengah delapan.”
**********
Kyuhyun
masuk ke kelasnya dan mendapatkan Sungmin yang telah menunggunya.
“He,
Maknae!” sapa Sungmin saat melihat Kyuhyun. Kyuhyun hanya membalasnya dengan
senyum kecut.
“Dasar
tidak sopan,” kata Sungmin. “Ngomong-ngomong, aku ingin menghabiskan waktu
luangku malam ini, tapi denganmu.”
“Aku
tidak bisa, Hyong… Aku tidak ada waktu…” ucap Kyuhyun sembari duduk di salah
satu kursi.
“Aaahh!
Alasan! Pokoknya kamu harus ikut! Emm, tapi, kenapa kau terlihat lemas?”
Kyuhyun
terdiam.
“Yaa!
Jawab aku Maknae! Apa kau sakit?”
Kyuhyun
menggelengkan kepalanya.
“Apa
kau tidak bisa mengerjakan salah satu soal matematikamu?”
Kyuhyun
menggeleng.
“Apa
kau belum main game, Hyun-ah?”
Kyuhyun
menggeleng lagi.
“Ada
apa denganmu, Kyu? Kau terlihat tidak tampan jika pucat begitu.”
“Aku
tidak tahu, Hyong!” Kyuhyun pergi meninggalkan ruangan itu diselingi teriakan
Sungmin.“Yyaaa!!! Kyuhyun-aahhh!!!!”
**********
Hyo
Jung melambaikan tangannya sementara mobil Jong Suk mulai meninggalkan
pekarangan rumahnya. Hyo Jung menengadah. Langit terlihat begitu gelap. Ia
hanya berharap pesta ulang tahun Jong Suk nanti malam dapat berjalan sesuai
keinginannya.
**********
Jong
Suk menjemputnya tepat pukul setengah delapan, terlambat beberapa detik #hehe.
Hyo Jung menyambut Jong Suk dengan keantusiasan. Jong Suk terlihat kagum dengan
penampilan Hyo Jung malam itu. Skinny jeans dengan dobelan rok mini hitam,
highheels, yang dipadukan dengan baju tanpa lengan. Elegant style. “Itu cocok
sekali untukmu,” ujar Jong Suk sambil menunjuk baju yang dikenakan Hyo Jung.
Hyo Jung hanya membalasnya dengan senyuman simpul.
Tanpa
membuang-buang waktu, Jong Suk segera meluncur ke TKP selanjutnya…
Lagu
disco & ngebeat memenuhi seluruh ruangan bar yang terbilang besar itu. Jong
Suk telah ‘membooking’ tempat itu khusus untuk dirinya sendiri. Banyak orang
yang datang sebagai tamu undangan malam itu. Suasananya benar-benar ramai. Ucapan
selamat datang dari berbagai angle (sudut) ketika Jong Suk masuk ke dalam bar
sembari menggandeng tangan Hyo Jung. Hyo Jung sedikit terkejut mengetahui bahwa
tamu yang diundang di atas perkiraannya. Ramai tidak masalah, terlalu ramai,
masalah baginya. Hyo Jung bisa cepat pusing jika berada dalam keramaian. Hyo
Jung segera mencari tempat duduk kosong, antisipasi dirinya terjatuh karena
pusing, dan mulai menikmati segelas arak Korea. Dari tempatnya berada, Hyo Jung
dapat melihat sesuatu yang terlihat janggal di matanya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar